4 Tantangan Menjadi Full Time Blogger

4 Tantangan Menjadi Full Time Blogger - Hallo sahabat Belajar Bisnis Online , Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul 4 Tantangan Menjadi Full Time Blogger , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel blogspot , yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : 4 Tantangan Menjadi Full Time Blogger
link : 4 Tantangan Menjadi Full Time Blogger

Baca juga


4 Tantangan Menjadi Full Time Blogger

Passion saya adalah menulis. Minat besar ini saya salurkan dengan membuat Blogodolar pada akhir Mei 2009.
Dari membangun Blogodolar ini, tidak terasa, ngeblog membawa saya ke "dunia lain” yang mengasyikkan. Plus, saya juga melebarkan sayap dengan membangun puluhan blog berbahasa Inggris.
Setelah dua setengah tahun menekuninya, saya mengundurkan diri (resign) sebagai karyawan bergaji lebih dari Rp 20 juta sebulan di perusahaan asing dan beralih menjadi seorang full time blogger.
Keputusan saya untuk berpindah kuadran ini tidak semulus yang dibayangkan, terutama di tahun pertama. Dari beragam tantangan yang muncul, empat di antaranya diuraikan di bawah ini.

1. Post Power Syndrome

Hasil gambar untuk blogspot

Saya sebenarnya ingin pulang ke kampung saya di Sumedang, namun isteri saya menolak. Lantas, saya meminta tinggal (kos) di Makassar dan pulang sebulan sekali, namun lagi-lagi istri saya menolak. Karena itu, saya mengalah dan tetap tinggal di sebuah desa yang jaraknya 600 Km dari Makassar.

Tinggal di tempat seperti itu tidak mengenakkan. Saya mengalami post-power syndrom, gejala yang muncul ketika seseorang tidak lagi menduduki suatu posisi sosial atau suatu jabatan karier.

Ada tiga gejala yang saya alami. Pertama, saya tidak suka mendengar berita seputar perusahaan saya dulu yang diinformasikan oleh isteri saya, tetangga, atau ipar-ipar saya. Berita tersebut antara lain kenaikan gaji, pertambahan bonus, fluktuasi harga nikel, dan gosip-gosip seputar karyawan.

Kedua, saya tidak mau menemui beberapa analis (karyawan laboratorium) yang bertamu ke rumah saya. Mereka adalah orang-orang yang saya rekrut pada proses penerimaan analis baru beberapa tahun lalu.
Tujuan mereka bertamu sebenarnya baik (silaturahmi), namun saya beralasan sibuk mengelola blog-blog saya.

Ketiga, saya menghindar dari hampir semua teman karyawan yang saya kenal. Saya malas menjawab pertanyaan mereka mengenai blog saya atau kehidupan pribadi saya setelah tidak menjadi karyawan.

2. Koneksi internet lambat

Tantangan kedua adalah koneksi internet yang lambat (seperti tahun-tahun sebelumnya). Saking lambatnya, masuk ke email Yahoo atau blog saja dapat lebih dari 10 menit.

Ini tentunya membuat kepala saya pening. Rasa pening ini semakin menjadi-jadi saat saya ingin online namun tidak ada sinyal internet di modem yang saya gunakan atau mati lampu. Terkait mati lampu ini, saya mengalaminya hampir setiap hari!

Meskipun demikian, saya terus maju. Lambatnya koneksi internet tersebut disiasati dengan online pada dini hari.

3. Tidak ada teman seprofesi

Tantangan ketiga adalah tidak ada teman seprofesi sehingga saya menyebut diri sendiri sebagai blogger kesepian. Memang ada beberapa karyawan yang menjadi part-time blogger, namun waktu mereka terbatas bila saya mengajak sekadar ngopi bareng.

4. Akun Google AdSense saya dinonaktifkan

Tiga bulan setelah saya menjadi full time blogger, sebuah badai besar menerjang. Akun Google AdSense saya dinonaktifkan pada 13 Januari 2012. Saya terguncang hebat karena penghasilan saya (sekitar Rp 4 jutaan per bulan) berasal dari Google AdSense.

Untunglah, Infolinks menyelamatkan saya. Saya memasang iklan Infolinks pada semua blog-blog saya yang dulu dipasangi Google AdSense. Hasilnya, pada Februari sampai April 2012 saya memperoleh ribuan dolar per bulannya.

Pesan moral yang ingin saya sampaikan adalah menjadi full time blogger itu mengasyikkan, sekaligus menantang. Oleh karena itu, jika Anda ingin seperti saya, Anda harus siap mental dalam menghadapi segala tantangan yang muncul dan membuat beragam strategi agar dapur terus ngebul.
Salam,

Herman Yudiono



Demikianlah Artikel 4 Tantangan Menjadi Full Time Blogger

Sekianlah artikel 4 Tantangan Menjadi Full Time Blogger kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel 4 Tantangan Menjadi Full Time Blogger dengan alamat link https://waktunyaberbisnisonline.blogspot.com/2017/03/4-tantangan-menjadi-full-time-blogger.html