HUKUM BESI PANAS DALAM WRITEPRENEURSHIP.

HUKUM BESI PANAS DALAM WRITEPRENEURSHIP. - Hallo sahabat Belajar Bisnis Online , Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul HUKUM BESI PANAS DALAM WRITEPRENEURSHIP. , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Bisnis Kreatif , Artikel Motivasi Bisnis , yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : HUKUM BESI PANAS DALAM WRITEPRENEURSHIP.
link : HUKUM BESI PANAS DALAM WRITEPRENEURSHIP.

Baca juga


HUKUM BESI PANAS DALAM WRITEPRENEURSHIP.

Hasil gambar untuk menjadi penulis
Insya Allah ini rumus menjadi kaya dan terkenal dengan usaha yang relatif “minimum”. Enak bukan?
Bagaimana caranya? Jadilah penulis yang entrepreneur.
Ini langkah-langkahnya:
1. Jika anda sudah bakat dan suka menulis, maka itu adalah langkah awal yang baik. Namun bagaimana jika anda start dari nol? No problem. Pertama, coba luangkan waktu anda untuk banyak membaca dan belajar menulis. Let’s say anda butuh waktu 1 tahun untuk menjadi seorang pembaca yang baik, dan anda sudah memiliki sedikit ilmu tentang metode menulis yang baik. 1 tahun cukup kan?

2. Kemudian, mulailah menulis buku pertama anda. Biasanya novel lebih mudah. Anda bisa mengangkat pengalaman hidup pribadi, atau kisah orang lain, atau berdasarkan imajinasi. Terserah. Yang terpenting, dalam 3 bulan anda sudah menyelesaikan 1 buah buku. Lalu, cobalah kirim ke penerbit. Dari mulai penerbit yang bagus, sedang, hingga yang kurang terkenal. Tidak masalah. Lalu bagaimana jika tidak ada satu penerbit pun yang mau menerima naskah anda? Saran saya, terbitkanlah sendiri. Anda memang harus modal uang sendiri. Tidak masalah. Terbitkan dulu 200 eksemplar. Anda cukup modal sekitar 3 juta. Tidak terlalu banyak bukan? Dari 200 eksemplar itu, cobalah jual sendiri secara online. Ini adalah ajang latihan untuk melatih kemampuan marketing. Jika 200 eksemplar habis, cetak ulang lah dengan uang hasil penjualan tersebut. Cetak lebih banyak namun secara bertahap.

3. Bagaimana jika menthok-menthoknya buku pertama anda hanya laku 100 eksemplar? No problem. Minimal uang modal cetak anda yang 3 juta itu kembali ke tangan anda. Anda tidak rugi bukan? Setelah ini, cobalah menulis buku anda yang kedua. Paksakan dalam 3 bulan anda sudah menghasilkan buku kedua anda. Apapun genre nya. Lakukan seperti buku pertama anda. Kirim ke penerbit, jika belum ada satupun penerbit yang menerima, cetak dan jual sendiri lagi dengan uang modal 3 juta tersebut. Biasanya, buku kedua lebih baik dari buku pertama, karena anda sudah lebih terlatih dalam menulis. Kalaupun output profitnya tidak jauh berbeda, sekali lagi: no problem.

4. Tulislah terus hingga anda menerbitkan setidaknya 4 judul buku. Saya yakin, dengan kemampuan menulis yang semakin matang dari bulan ke bulan, kualitas buku anda juga pasti mengalami kenaikan. Terus belajar, bila perlu sering sharing dengan penulis yang lebih terkenal, atau mengikuti pelatihan menulis. Ilmu menulis bisa didapatkan dari mana saja.

5. Sekarang, tibalah waktunya anda menulis karya yang “lebih serius”. Targetkan maksimal 6 bulan karya anda selesai. Setelah selesai, kirim buku anda ke penerbit. Saya yakin, jika buku anda benar-benar bagus, pasti ada penerbit yang mau menerbitkannya. Apalagi anda suka berpengalaman menulis 4 buah buku sebelumnya. Jika anda tidak sukses di buku kelima anda, mungkin di buku keenam anda, buku ketujuh anda, atau mungkin buku keduapuluh anda. Tidak masalah. Anda tidak rugi sama sekali. Dan setidaknya sudah ada ratusan mungkin ribuan orang yang pernah membaca buku yang anda cetak sendiri. Percayalah, secara ekonomi, proses yang selama ini anda jalankan bukan sebuah kerugian. Ini merupakan investasi, yang akan dipetik di waktu yang tepat.

6. Jika buku anda booming, maka akan berlaku hukum besi. Anda tahu besi? Jika ada besi yang panjangnya 1 meter, kemudian kita memanaskan besi tersebut dengan api hanya di salah satu titik, misalnya di ujung besi tersebut, maka panasnya akan menjalar ke seluruh bagian dari besi tersebut. Panas satu panas semua. Nah, demikian pula dengan buku anda. Jika anda memiliki 5 buah judul buku, dan hanya ada 1 buku yang booming, maka otomatis 4 buku lainnya akan ikut dicari oleh orang. Mereka penasaran ingin membaca karya anda yang lain. Di saat itulah, 4 buku yang sebelumnya anda terbitkan sendiri, anda bisa terbitkan lagi. Terbitkanlah sendiri. Sebagian anda titipkan dijual di toko buku Gramedia, sebagian lagi anda jual sendiri secara online (agar margin profitnya lebih besar).

7. Bagaimana jika buku-buku anda terjual puluhan ribu eksemplar, bahkan ratusan ribu eksemplar? Bagaimana jika ada yang sampai diangkat ke layar lebar? Benefit apa saja yang bisa diperoleh jika anda menjadi populer? Padahal anda memulai semua ini dari nol. Silahkan coba langkah ini. Let’s say anda “gambling” melakukan hal ini dalam 2 tahun ke depan. Coba lihat 2 tahun lagi apa yang sudah anda dapatkan?

8. Perlu diketahui, buku merupakan produk yang bersifat unscalable. Ia tidak sama dengan produk makanan atau minuman yang untuk menjualnya harus dimasak setiap hari. Anda tidak perlu capek-capek menulis setiap hari. Mungkin anda cukup menghabiskan waktu beberapa bulan untuk menulis satu buku. Namun, kita tidak pernah tahu berapa eksemplar buku yang kita tulis tersebut terjual. Dan kita juga tidak tahu, siapa saja nantinya orang-orang yang membaca buku kita. Boleh jadi buku kita dibaca oleh seorang guru, dosen, rektor, pengusaha, anggota DPR, direktur perusahaan, menteri, atau bahkan presiden. Jika kita menjadi seorang penulis, maka bersiaplah untuk menerima “kejutan rejeki” yang tidak terduga.


Ikhsan Kurnia
Penulis, Pebisnis, Aktivis, Mahasiswa Pascasarjana MBA ITB.


Demikianlah Artikel HUKUM BESI PANAS DALAM WRITEPRENEURSHIP.

Sekianlah artikel HUKUM BESI PANAS DALAM WRITEPRENEURSHIP. kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel HUKUM BESI PANAS DALAM WRITEPRENEURSHIP. dengan alamat link https://waktunyaberbisnisonline.blogspot.com/2017/05/hukum-besi-panas-dalam-writepreneurship.html