Judul : Antara E-Business dan E-Commerce Dalam Bisnis Perdagangan
link : Antara E-Business dan E-Commerce Dalam Bisnis Perdagangan
Antara E-Business dan E-Commerce Dalam Bisnis Perdagangan
Pembahasan kali ini merupakan artikel yang berupa makalah berjudul Antara E-Business dan E-Commerce Dalam Bisnis Perdagangan. Tanpa panjang lebar kita langsung ke pembahasan mengenai E-Business terlebih dahulu dan kemudian disusul dengan menguraikan E-Commerce dalam dunia bisnis perdagangan di Indonesia.
E-BUSINESS
1.Internet dan E-business
Salah satu aktivitas manusia adalah berdagang (bisnis). Dan perdagangan yang sangat populer saat ini dikenal dengan sebutan e-Business. E-Business memiliki banyak pengertian. Di antaranya adalah :
- Praktek pelaksanaan dan pengelolaan proses bisnis utama, seperti perancangan produk, bahan baku, manufaktur, penjualan dan penyediaan servis melalui penggunaan teknologi data yang telah terkomputerisasi.
- Mengelola bisnis di internet yang terkait dengan penjualan, pembelian, pelayanan terhadap konsumen, dan kolaborasi dengan rekan bisnis.
- Aktivitas yang berkaitan secara langsung maupun tidak langsung dengan proses pertukaran barang dan/atau jasa dengan memanfaatkan internet sebagai medium komunikasi dan transaksi.
- Istilah yang digunakan untuk menggambarkan bisnis yang dijalankan pada internet, atau penggunaaan teknologi internet untuk meningkatkan produktivitas dan keutungan dari suatu bisnis.
- Penggunaan teknologi internet untuk melakukan transformasi proses bisnis yang dilakukan.
- Pendekatan yang aman, fleksibel, dan terintegrasi untuk memberikan nilai bisnis yang berbeda dengan mengkombinasikan sistem dan proses yang menjalankan operasi bisnis utama dengan pemanfaatan teknologi internet.
E-bisnis adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi oleh organisasi, individu, atau pihak-pihak terkait untuk menjalankan dan mengelola proses bisnis utama sehingga dapat memberikan keuntungan - dapat berupa berupa keamanan, fleksibilitas, integrasi, optimasi, efisiensi, atau/dan peningkatan produktivitas dan profit.
Untuk dapat memahami sepenuhnya definisi dari e-business, kita dapat mengklasifikasikannya dari 4 sudut pandang, yaitu :
- 1. What : Menjelaskan aktivitas apa saja yang ada di dalam e-business, yaitu aktivitas relasi antara dua perusahaan, interaksi antara perusahaan dengan pelanggannya, kolaborasi antara perusahaan dengan para mitra bisnisnya, maupun pertukaran informasi antar perusahaan dan perusahaan dengan pesaing bisnisnya.
- 2. Who : Menjelaskan siapa saja yang terlibat di dalam aktivitas e-business tersebut. Mereka adalah semua pihak atau entiti yang melakukan interaksi dalam suatu proses bisnis. Paling tidak ada tujuh (A sampai G) klasifikasi entiti yang kerap dipergunakan dalam mengilustrasikan e-business, yaitu : Agent, Business, Consumer, Device, Employee, Family, dan Government. Contohnya adalah sebuah aplikasi tipe e-Commerce B-to-C yang merupakan mekanisme hubungan perdagangan antara sebuah perusahaan dengan para pelanggannya (end consumersnya). Atau tipe G-to-G yang menghubungkan dua buah negara untuk permasalahan eksport dan import. Atau D-to-D yangmenghubungkan antara dua peralatan canggih teknologi informasi seperti antaraPDA dengan Handphone. Atau B-to-F yang menghubungkan sebuah perusahaanpenjual barang-barang kebutuhan rumah tangga dengan berbagai keluarga.
- 3. Where : Menjelaskan dimana saja aktivitas bisnis dapat dilakukan. Dan penjelasannya adalah aktivitas e-business dapat dilakukan dimana pun dan kapan pun kita hendak melakukannya. Tidak ada batasan wilayah yang membatasi wilayah ataupun daerah aktivitasnya.
- 4. Why : Menjelaskan mengapa para praktisi bisnis diseluruh dunia sepakat mengimplementasikan e-business. Penerapan konsep e-business secara efektif tidak saja menguntungkan perusahaan karena banyaknya komponen biaya tinggi yanga dapat dihemat (cost cutting), tetapi justru memberikan kesempatan perusahaan untuk meningkatkan level pendapatannya (revenue generation) secara langsung maupun tidak langsung. Dengan mengimplementasikan e-business, perusahaan dapat melihat berbagai peluang dan celah bisnis baru yang selama ini belum pernah ditawarkan kepada masyarakat. Disamping itu, terbukti telah banyak perusahaan yang melakukan transformasi bisnis (perubahan bisnis inti) setelah melihat besarnya peluang bisnis baru di dalam menerapkan konsep e-business. Yang tidak kalah menariknya adalah, bahwa dengan menerapkan konsep jejaring (internetworking), sebuah perusahaan berskala kecil dan menengah dapat dengan mudah bekerja sama dengan perusahaan raksasa untuk menawarkan berbagai produk dan jasa kepada pelanggan. Dan tidak jarang pula teradapat sebuah perusahaan berskala kecil (dilihat dari jumlah karyawannya) yang pendapatannya dapat melebihi perusahaan menengah maupun besar karena strategi efektif mereka dalam menerapkan e-business.
a. Sistem Komunikasi dan Kolaborasi
Dalam sistem komunikasi dan kolaborasi perusahaan, para anggota tim kerja dapat melakukan koordinasi, komunikasi, dan kolaborasi dengan menggunakan teknologi seperti surat elektronis, sistem chat, dan bahkan videokonfrensi.perlu diketahui:
Koordinasi berarti menyelaraskan setiap usaha yang dilakukan masing-masing individu dalam suatu kelompok kerja. Komunikasi berarti berbagi informasi. Kolaborasi berarti bekerja sama dalam melaksanakan suatu tugas atau proyek
b.Sistem Bisnis Internal
Sistem bisnis internal digunakan untuk melayani proses atau bisnis secara internal. Dengan menggunakan sistem seperti ini, seorang manajer yang sedang bepergian dapat mengakses basis data perusahaan yang terdapat pada server dengan mudah. Beberapa hal yang bisa ditangani melalui sistem bisnis internal adalah sebagai berikut:
- > Pemrosesan transaksi secara internal: misalnya pesanan penjualan dapat dimasukkan oleh pemasar dari jarak jauh.
- > Portal perusahaan, yaitu sarana informasi berbasis web yang ditunjukkan secara khusus untuk pegawai perusahaan yang bersangkutan.
- > Pemantauan aktivitas dalam perusahaan
- > Pengendalian proses
- > Sistem pendukung manajemen
Perdagangan elektronis atau e-commerce adalah segala bentuk kegiatan pembelian dan penjualan, pemasaran produk, jasa, dan informasi yang dilakukan secara elektronis. Domain e-commerce berupa B2B, B2C, C2B, C2C
i.B2B (Business to Business)
B2B menyatakan bentuk jual beli produk atau jasa yang melibatkan dua atau beberapa perusahaan dan dilakukan secara elektronis. Kebanyakan traksasi dilakukan secara langsung antara dua sistem, dan model seperti ini sudah banyak diterapkan.
Keuntungan B2B:
- > Mempercepat transaksi antara penjual dan pembeli
- > Menurunkan biaya transaksi kedua belah pihak
- > Menciptakan pasar baru tanpa dibatasi oleh wilayah geografis
- > Meningkatkan komunikasi dan kolaborasi antara penjual dan pembeli
B2C adalah bentuk jual-beli produk yang melibatkan perusahaan penjual dan konsumen akhir yang dilakukan secara elektronis. B2C banyak diminati oleh pemakai Internet karena pembelian produk dapat dilakukan dengan mudah dan cepat. Selain itu umumnya harga produk lebih murah dan konsumen bisa membayar dengan kartu seperti Master Card dan Visa Card. Perusahaan-perusahaan terkenal yang melayani B2C antara lain adalah Dell (www.dell.com), Cisco (www.cisco.com), dan Amazon (www.amazon.com).
iii.C2C (Constumer to Constumer)
C2C atau yang biasa disebut Person to person, menyatakan model perdagangan yang terjadi antara konsumen dengan konsumen yang dilakukan secara elektronis. Situs seperti eBay (www.ebay.com) menyediakan sarana yang memungkinkan orang-orang dapat menjual atau membeli barang di antara mereka sendiri.
iv.C2B (Constumer to Business)
Beberapa situs telah berinisialisasi untuk mendukung bisnis yang berbasiskan konsumen to pebisnis. Ini memungkinkan seseorang menjual sesuatu kepada perusahaan. Contoh, Priceline.com
2.Intranet dan Extranet
Intranet adalah jaringan komputer dalam sebuah perusahaan yang menggunakan teknologi internet, sehingga terbentuk lingkungan yang seperti internet tetapi bersifat privat bagi perusahaan yang besangkutan.
Kadangkala Intranet juga dihubungkan ke jaringan Internet, dengan dilengkapi firewall. Firewall pada dasarnya adalah suatu metode yang menempatkan suatu piranti (sebuah komputer) atau sebuah router diantara jaringan dan Internet untuk mengontrol dan memantau seluruh lalu lintas antara dunia luar dan jaringan lokal. Dengan cara seperti ini, akses oleh orang dari luar perusahaan dapat ditolak, tetapi pemakai di dalam perusahaan tetap bisa mengakses Internet.
Ekstranet adalah jaringan privat yang menggunakan teknologi Internet dan sistem telekomunikasi publik untuk membentuk hubungan yang aman antara pemasok, vendor, mitra kerja, pelanggan dan pihak bisnis lainnya dalam rangka mendukung operasi bisnis atau pengaksesan informasi bisnis.
Ekstranet dapat dipandang sebagai sebuah Intranet yang dapat diakses melalui pemakai yang berada di luar perusahaan. Dalam implementasinya, Ekstranet dapat menggunakan hubungan internal yang aman antara kedua belah pihak yang akan berkomunikasi (melalui virtual private network) ataupun melalui jaringan Internet yang tak aman tetapi dilengkapi dengan enkripsi data.
Extranet dapat digunakan untuk melakukan hal-hal berikut:
Pertukaran data dengan volume besar menggunakan EDI (Electronic Data Interchange)
Berbagi katalog produk dengan pedagang
Kerjasama dengan perusahaan lain dalam usaha pengembangan patungan
Menyediakan layanan oleh sebuah perusahaan terhadap sejumlah perusahaan dalam grupnya.
Berbagi informasi yang ditujukan secara khusus untuk perusahaan-perusahaan mitra kerja.
3.Nilai Bisnis Internet
Dewasa ini banyak perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan situs-situs perdagangan elektronis. Berbagai alasan yang mendasari antara lain:
- Menghasilkan pendapatan baru melalui penjualan on-line
- Memperkecil biaya melalui penjualan dan dukungan pelanggan secara on-line
- Menarik pelanggan baru melalui pemasaran dan iklan web dan penjualan secara on-line
- Meningkatkan loyalitas pelanggan lama melalui peningkatan layanan dan dukungan Web.
- Mengembangkan pemasaran dan saluran distribusi yang baru yang berbasis Web untuk produk-produk sekarang
- Membuat produk-produk baru agar segera bisa diakses melalui Web.
4.Organisasi Virtual
Dukungan Internet untuk bisnis akhirnya melahirkan organisasi yang dikenal dengan sebutan organisasi virtual (virtual organization). Yang dimaksud dengan organisasi virtual adalah suatu jaringan komunikasi yang independen yang dihubungkan melalui teknologi informasi dengan tujuan untuk mengeksploitasi peluang pasar dengan berbagai keterampilan, biaya, dan akses pasar. Organisasi seperti ini biasa beroperasi berdasarkan proyek, namun ada juga yang beroperasi secara permanen. Umumnya, organisasi seperti ini memiliki sedikit sekali pegawai tetap dan administrasi secukupnya saja. Ketika terdapat proyek baru, organisasi akan menghimpun sumber daya dari organisasi-organisasi mitra kerja.
Global Research Consortium (GRC) (www.worldvest.com) merupakan contoh organisasi visual. Perusahaan ini menawarkan layanan penelitian dan konsultasi kepada perusahaan-perusahaan yang berbisnis di asia dengan hanya memiliki tiga pegawai tetap. Ketika ada proyek baru, organisasi ini akan melakukan subkontrak pekerjaan ke beberapa konsultan dan peneliti independen yang telah memiliki hubungan dengannya.
5.E-intermediary
E-commerce melahirkan pula perantara yang berbasis internet dan dikenal dengan sebutan E-intermediary. E-intermediary adalah para anggota saluran distribusi internet yang melakukan salah satu atau dua fungsi berikut:
- Mereka mengumpulkan informasi tentang para penjual dan menyajikannya dalam bentuk yang praktis kepada para konsumen
- Mereka membantu menyalurkan produk-produk internet ke konsumen
- i.Penjual bersindikat. Penjual bersindikat adalah sebuah situs Web yang menawarkan hubungan dengan konsumen ke situs-situs Web lain dan atas jasa ini Web yang menghubungkan ke Web lain akan mendapatkan komisi. Hubungan dibentuk melalui iklan yang dipampangkan dalam halaman Web. Konsumen akan dihubungkan ke Web yang bersangkutan sekiranya mengklik gambar iklan tersebut. Sebagai contoh, banyak situs yang menayangkan iklan dari toko buku online amazon.com
- ii.Agen pembelanjaan. Agen pembelanjaan (dikenal dengan sebutan e-agent) merupakan suatu situs Web yang membantu para konsumen dengan memberikan kemudahan untuk mendapatkan informasi yang diperlukan konsumen dalam rangka membuat keputusan pembelian. Perantara seperti ini umumnya tidak memiliki produk. Yang menjadi fokus perantara ini adalah menyediakan informasi dari sejumlah situs web yang lain yang menjual produk yang dicari konsumen. Sebagai contoh, PriceSCAN merupakan e-agent terkenal untuk mencari informasi tentang komputer dan berbagai bentuk lain dengan harga.
- iii.Makelar bisnis ke bisnis. Seperti halnya e-agent, makelar bisnis ke bisnis tidak memiliki produk. Perantara ini menyediakan sarana komunikasi antarpebisnis. Sebagai contoh, edfex menyediakan informasi yang sangat baru tentang produk dan harga yang berasal dari para pemasok dan pembeli.
M-commerce (mobile commerce) dikenal sebagai generasi berikutnya dari e-commerce. M-commerce adalah bentuk penjualan dan pembelian produk yang dilakukan melalui peranti seperti telepon selular atau PDA. Dengan menggunakan peralatan ini, pemakai dapat mengakses Internet tanpa memerlukan PC.
Teknologi yang mendasari M-commerce adalah WAP (Wireless Application Protocol). WAP diperkenalkan oleh industri-industri yang tergabung dalam WAP forum untuk menghubungkan klien yang mempergunakan peranti nirkabel (tanpa kabel) dengan Internet. Dengan adanya WAP, kebutuhan-kebutuhan khusus atas jaringan nirkabel yang memungkinkan pelaku komunikasi dapat bergerak bebas menjadi terpenuhi.
Prinsip komunikasi WAP dapat dilihat pada gambar dibawah. Klien WAP berkomunikasi dengan gateway WAP dengan mengirimkan permintaan WAP dalam format WAP. Permintaan WAP tersebut kemudian ditranslasikan menjadi format HTTP, yang kemudian dikirimkan ke server HTTP. Hal ini memungkinkan klien WAP mengirim permintaan-permintaan ke server Web.
Gateway WAP menyampaikan permintaan dari klien (permintaan WAP) dalam bentuk WML(sebagai penerima HTTP). WML(wireless Markup language) adalah bahasa semacam HTML yang lebih sederhana dan terdefinisisecara lebih baik.
PENERAPAN E-BUSINESS
Syarat utama yang harus dipenuhi oleh sebuah perusahaan yang ingin mengimplementasikan konsep e-Bisnis adalah bahwa manajemen perusahaan benar-benar memahami filosofi dasar dari konsep e-Bisnis. Setelah itu barulah harus memiliki Kemauan dan Kemampuan.
Kemauan artinya keinginan, inisiatif, komitmen, dan dukungan dari segenap pimpinan dan manajemen perusahaan untuk mengimplementasikan konsep e-Bisnis di institusi yang dikelolanya. Aspek ini diperlukan karena seringkali inisiatif penerapan e-Bisnis memerlukan paradigma dan pandangan baru terhadap bagaimana cara-cara mengelola bisnis dari segenap sumber daya perusahaan.
Kemampuan berarti perusahaan memiliki sumber daya yang cukup untuk mewujudkan Kemauan tersebut, seperti :
- - Sumber Daya Manusia dengan kompetensi dan keahlian yang dibutuhkan
- - Dukungan finansial yang memadai
- - Keberadaan fasilitas teknologi informasi yang terkait (aplikasi, database, komputer, internet dan infrastruktur)
- - Kerjasama kondusif dengan berbagai mitra bisnis
- 1. Tahap Inform. Tahap ini berawal ketika seorang dari perusahaan memiliki suatu ide membuat program (software) kecil yang berbasiskan internet. Memang hal ini tidak menciptakan keuntungan yang besar bagi perusahaan, karena hanya berisikan hal-hal sederhana berjangka pendek. Namun menjadi suatu titik awal untuk memasarkan produk yang dibuat agar diketahui oleh para konsumen.
- 2. Tahap Automate. Setelah konsep-konsep tersebut diimplementasikan dalam suatu e-business, maka sekarang yang dilakukan adalah mengintegrasikannya dalam ruang lingkup perusahaan tersebut. Hal ini didasarkan pada rangkaian proses yang saling berhubungan, yang dibantu oleh aplikasi e-business. Value yang dituju pada tahapan ini adalah efektivitas, yaitu sebuah hal yang pada awalnya sangat sulit untuk dilakukan, tetapi dengan adanya aplikasi e-business hal-hal baru dapat dilakukan oleh perusahaan.
- 3. Tahap Integrate. Tahap selanjutnya adalah mengintegrasikan proses bisnis di dalam perusahaan dengan entiti atau perusahaan lainnya. Bedanya dengan automate yang lebih menekankan pada target efektivitas, pada integrate tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan dan mengembangkan kinerja perusahaannya secara signifikan. Level integritas proses bisnis antara perusahaan dengan pihak luar pada tahapan ini sangat tinggi; bahkan tidak jarang dibutuhkan suatu manajemen integrasi proses bisnis yang online dan real-time. Value terbesar yang diperoleh perusahaan di sini adalah meningkatnya keunggulan kompetitif (hal yang membedakan perusahaan dengan para pesaingnya).
- 4. Tahap Reinvent. Tahap terakhir di dalam evolusi dapat secara efektif diimplementasikan jika ada perubahan paradigma mendasar dari manajemen perusahaan, terutama yang berkaitan dengan cara mereka melihat bisnis yang ada. Tahap ini dinamakan sebagai “reinvent” karena perusahaan yang telah memiliki pengalaman sukses menerapkan konsep e-business pada tiga tahap sebelumnya ditantang untuk mendefinisikan ulang mekanisme dan model bisnisnya dengan berpedoman pada peluang-peluang usaha baru yang ditawarkan oleh e-business. Kata kunci di dalam tahap ini adalah “business transformation” dan “industry convergence”; dimana karena semakin kaburnya batas-batas segmen industri yang ada, perusahaan dapat menawarkan berbagai jenis produk atau jasa yang belum pernah terfikirkan sebelumnya, yang pada akhirnya dapat merubah bisnis inti yang sedang digelutinya. Hal yang perlu diperhatikan pada tahap ini adalah bahwa perusahaan tidak dapat menerapkan konsep e-business murni tanpa adanya hubungan jejaring dengan berbagai mitra bisnis (internetworking).
Dengan mempraktekkan e-business, maka kita akan dihadapkan pada keunggulan dan kelemahannya. Keunggulan dari e-busines dapat disebutkan sebagai berikut :
• Meningkatkan kinerja operasional perusahaan,
• Meningkatkan peluang akses ke pasar, pemasok, dan pendanaan yang sangat luas,
• Meningkatkan efisiensi perusahaan,
• Mempermudah pengelolaan aset perusahaan,
• Meningkatkan kualitas layanan terhadap pelanggan,
• Meningkatkan komunikasi seluruh stakeholder,
• Mengatasi kesenjangan digital,
• Media mempromosikan kompetensi perusahaan,
• Memperlancar kegiatan ekonomi,
• Memperlancar transaksi bisnis,
• Sarana penyebaran informasi secara luas
Sedangkan kelemahan dari e-business adalah sebagai berikut :
- • Pencurian informasi rahasia yang berharga. Gangguanyang timbul bisa menyingkap semua informasi rahasia tersebut kepada pihak-pihak yang tidak berhak dan dapat mengakibatkan kerugian yang besar bagi si korban.
- • Kehilangan kesempatan bisnis karena gangguan pelayanan. Kesalahan ini bersifat kesalahan non-tekis seperti aliran listrik tiba-tiba padam atau jaringan yang tidak berfungsi.
- • Kehilangan kepercayaan dari para konsumen. Ini karena berbagai macam faktor, seperti usaha yang dilakukan dengan sengaja oleh pihak lain yang berudaha menjatuhkan reputasi daripada perusahaan tersebut.
- • Penggunaan akses ke sumber oleh pihak yang tidak berhak. Misalnya pembobolan sistem perbankan oleh seorang hacker, kemudian memindahkan sejumlah rekening orang lain ke rekeningnya sendiri.
- • Kerugian yang tidak terduga. Disebabkan oleh gangguan yang dilakukan secara sengaja, ketidakjujuran, praktek bisnis yang tidak benar, dan kesalahan faktor manusia atau kesalahan sistem elektronik.
- Dengan adanya efek-efek tersebut, akan mengakibatkan seberapa besar keberhasilah dari proses e-Bisnis yang dilakukan oleh suatu perusahaan. Namun, ada pula perusahaan yang menderita kegagalan dari proses e-Bisnis yang ditekuninya.
- • Tidak adanya komitmen yang utuh dari manajemen puncak
- • Penerapan e-Bisnis tidak diikuti proses change management
- • Tidak profesionalnya vendor teknologi informasi yang menjadi mitra bisnis
- • Buruknya infrastruktur komunikasi
- • Tidak selarasnya strategi TI dengan strategi perusahaan
- • Adanya masalah keamanan dalam bertransaksi
- • Kurangnya dukungan financial
- • Belum adanya peraturan yang mendukung dan melindungi pihak-pihak yang bertransaksi (cyberlaw)
- • Menggunakan target jangka pendek sebagai pijakan investasi e-bisnis
- 1. Revenue Stream (aliran pendapatan) baru yang mungkin lebih menjanjikan dan tidak bisa ditemui di sistem transaksi tradisional.
- 2. Dapat meningkatkan market exposure (pangsa pasar).
- 3. Menurunkan biaya operasional (operating cost).
- 4. Melebarkan jangkauan (global reach).
- 5. Meningkatkan customer loyality.
- 6. Memperpendek waktu produksi.
- 7. Meningkatkan value chain (mata rantai pendapatan)
- 1. data entry
- 2. transaction processing
- 3. database maintenance
- 4. document and report generation
- 5. inquiry processing
E-BUSINESS dibagi menjadi 4 bagian :
- 1. Customer Relationship Management (CRM) : sistem kustomisasi real time yang memanajemen kustomer dan melakukan personalisasi produk dan servis berdasarkan keinginan customer atau menyangkut hubungan antara perusahaan dengan konsumen yang meliputi : Sales, pemasaran, data-data penjualan dan pelayanan, anggapan dari konsumen.
- 2. Enterprise Resource Planning (ERP) : sistem informasi pendukung e-business, yang menyediakan berbagai macam kebutuhan perusahaan seperti supply chain, CRM, marketing, warehouse, shipping, dan payment, serta mampu melakukan otomatisasi proses bisnis atau menyangkut hubungan dalam-internal perusahaan tersebut, yang meliputi : Production planning, integrated logistics, Accounting and Finance, Human Resource, Sales and distribution, order management.
- 3. Enterprise Aplication Program (EAI) : merupakan konsep integrasi berbagai proses bisnis dengan memperbolehkan mereka saling bertukar data berbasis message. EAI berfungsi sebagai penghubung ERP dengan SCM atau ERP dengan CRM.
- 4. Supply Chain Management (SCM) : manajemen rantai supply secara otomatis terkomputerisasi. SCM menyangkut hubungan antara perusahaan dengan supplier.
PEMBAHASAN KEDUA : E-COMMERCE
Perkembangan teknologi komunikasi dan komputer menyebabkan terjadinya perubahan kultur kita sehari-hari. Dalam era yang disebut “information age” ini, media elektronik menjadi salah satu media andalan untuk melakukan komunikasi dan bisnis. E-commerce merupakan media elektronik yang dapat membantu para pelaku bisnis. Dalam karya tulis ini kami akan menjelaskan tentang definisi e-commerce, kategori aplikasi e-commerce dan ruang lingkup dalam e-commerce.
Menurut James A. O'Brien(2008) e-commerce merupakan mengubah bentuk persaingan, kecepatan bertindak, dan perampingan interaksi, produk dan pembayaran dari pelanggan ke perusahaan lain dan dari perusahaan ke pemasok. E-commerce adalah penggunaan jaringan komunikasi dan komputer untuk melaksanakan proses bisnis (McLeod dan Shell, 2008). E-commerce atau e-dagang atau perdagangan elektronik adalah konsep umum yang melingkupi segala macam bentuk dari transaksi bisnis atau pelaksanaan pertukaran informasi dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (David Whiteley, 2000).
Bentuk kategori aplikasi e-commerce yang umumnya digunakan menurut McLeod dan Shell(2008), David Whiteley(2000) ialah e-commerce business-to-consumer (B2C) dan e-commerce business-to-business (B2B). Sedangkan pendapat James A. O'Brien menambahkan satu kategori lain yakni e-commerce consumer-to-consumer (C2C). Penambahan satu kategori lagi oleh O'Brien dikarenakan adanya kemungkinan sebuah proses bisnis yang dilakukan antar konsumen.
E-commerce business-to-consumer menurut O'Brien, McLeod dan Shell, serta Whiteley merupakan mekanisme pendekatan perusahaan kepada consumer, misalnya dengan menggunakan “electronic shopping mall” atau dengan membuat sebuah portal. Bentuk ini bersifat terbuka, dimana informasi disebarkan ke publik (konsumen).
E-commerce business-to-business menurut O'Brien(2008), McLeod dan Shell(2008), serta Whiteley(2000) biasanya menggunakan mekanisme Electronic Data Interchage (EDI). Sayangnya banyak standart EDI yang digunakan dapat menyulitkan kinerja interkomunikasi antar pelaku bisnis. Sehingga muncul mekanisme-mekanisme lain yang digunakan dalam business-to-business, yakni pendekatan Extensible Matkup Language (XML) yang dikembangkan oleh World Wide Web Consortium (W3C).
Dan e-commerce consumer-to-consumer menurut James A. O'Brien(2008) merupakan proses bisnis yang dilakukan antar konsumen dengan menggunakan mekanisme transaksi antar konsumen. Dalam jaringan C2C ini konsumen menjual barang dan jasa kepada konsumen lain. Bentuk ini memungkinkan untuk mendapatkan keuntungan dari berkurangnya biaya yang digunakan.
Ketiga kategori aplikasi dari e-commerce business-to-consumer menggunakan mekanisme pendekatan, e-commerce bussiness-to-bussiness dengan pendekatan EDI dan e-commerce consumer-to-consumer menggunakan mekanisme transaksi antar konsumen.
Dalam penerapan ruang lingkup e-commerce menurut James A. O'Brien(2008) kegiatan bisnis di dalamnya meliputi penjualan, pembelian, promosi, pelayanan produk/jasa yang menggunakan e-commerce. Sedangkan menurut Raymond dan Shell ruang lingkup e-commerce hanya pada sektor penjualan (perdagangan) perusahaan yang bersifat dinamis dan dapat berubah dalam jangka waktu beberapa bulan. Berbeda pula dengan pendapat David yang menganggap ruang linkup e-commerce terdapat pada Elektronik Markets, EDI, dan Internet Commerce. Tetapi dari ketiganya semuanya membutuhkan elemen dasar dalam e-commerce. Elemen dasar dari e-commerce adalah e-Shop sebagai web server, pengguna web browser, dan koneksi internet diantara kedua itu.
Jadi, e-commerce merupakan konsep umum yang melingkupi segala macam bentuk dari transaksi bisnis atau pelaksanaan pertukaran informasi dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (David Whiteley, 2000). Dan bentuk kategori aplikasi dari e-commerce yang umumnya digunakan ialah e-commerce business-to-consumer, e-commerce business-to-business (O’Brien(2008), McLeod dan Schell(2008), dan Whiteley(2000)) dan e-commerce consumer-to-consumer (Whiteley,2000). Serta penerapan dalam ruang lingkup kegiatan e-commerce ialah mengenai proses bisnis online.
Perkembangan E-Commerce
E-Commerce termasuk salah satu istilah pada ” perdagangan elektronik’ yang berubah sejalan dengan waktu. Awalnya, perdagangan elektronik merupakan aktivitas perdagangan yang memanfaatkan transaksi komersial, misalnya mengirim dokumen komersial seperti pesanan pembelian secara elektronik.
Kemudian berkembang menjadi suatu aktivitas yang mempunyai istilah yang lebih tepat yaitu “perdagangan web” (pembelian barang dan jasa melalui World Wide Web). Pada awalnya ketika web mulai terkenal di masyarakat pada 1994, banyak jurnalis memperkirakan bahwa e-Commerce akan menjadi sebuah sektor ekonomi baru. Sehingga Antara pada era 1998 dan 2000 banyak bisnis di AS dan Eropa mengembangkan situs web perdagangan ini.
E-com, atau Electronic Commerce merupakan salah satu teknologi yang berkembang pesat dalam dunia bisnis dan per-internet-an. Penggunaann sistem e-Commerce, sebenarnya dapat menguntungkan banyak pihak, baik pihak konsumen, maupun pihak produsen dan penjual (retailer). Misalnya bagi pihak konsumen, menggunakan E-Commerce dapat membuat waktu berbelanja menjadi singkat. Selain itu, harga barang-barang yang dijual melalui E-Commerce biasanya lebih murah dibandingkan dengan harga di toko, karena jalur distribusi dari produsen barang ke pihak penjual lebih singkat dibandingkan dengan toko konvensional.
Perkembangan teknologi informasi menyebabkan terjadinya perubahan kultur kita sehari-hari dewasa ini. Salah satu bentuk nyata bisnis yang memanfaatkan internet tersebut dinamakan e-Commerce, yang merupakan perkembangan dari commerce dengan menggunakan media elektronik yaitu internet. Walaupun masih banyak para pelaku bisnis yang belum mengenal betul tentang internet tersebut tetapi karena desakan bisnis yang semakin mengarah ke media ini, banyak para pelaku bisnis mulai menggunakan ini. Bagi pebisnis yang belum benar-benar mengerti akan menggunakan jasa outsourcing dalam aktifitas ini. Disini lain, pebisnis yang mulai mengerti atas manfaat dari e-Commerce ini mulai membangun sebuah sistem untuk mengimplementasikan sistem ini dalam aktifitas perusahaannya.
Adapun keuntungan utama yang didapat dengan menggunakan teknologi ini adalah open platform yang tidak tergantung kepada satu vendor tertentu, sehingga sistem e-Commerce tersebut dapat dikembangkan dengan cepat tanpa terikat dengan satu vendor tertentu. Walapun hingga saat ini belum ada defenisi baku dari e-Commerce, beberapa mengatakan bahwa e-Commerce adalah website yang digunakan untuk berdagang (semacam storefront), di lain pihak ada menghubungan e-Commerce dengan EDI (electronik data interchange) dan seterusnya. Sebagai contoh, berikut ini adalah salah satu definisi dari e-Commerce yang mendekati aktifitas dari e-Commerce tersebut yang diambil dari sebuah buku Electronic Commerce, A Managerial Prespective (Turban, 2002): E-Commerce is an emerging concept that describes the process of buying, selling, or exchanging products, services, and information via computer networks, including internet. Sehingga, jika kita lebih mendalami defenisi diatas, dapatlah dikatakan bahwa e-Commerce dalam prespektif komunikasi merupakan aktifitas pengiriman atau penjualan produk, service dan informasi atau pembayaran melalui jaringan computer atau internet, sedangkan dalam prespektif proses bisnis adalah suatu sistem yang menggunakan teknologi informasi dalam mewujudkan otomisasi transaksi bisnis dan work flow, dalam perspektif service dikatakan bahwa e-Commerce merupakan suatu cara bagi perusahaan, konsumen dan manajemen untuk memangkas biaya yang ada, selama hal itu tetap meningkatkan kualitas dari produk/service dan kecepatan dalam distribusinya sedangkan yang terakhir dalam prespektif online, e-Commerce menyediakan kesempatan untuk membeli dan menjual produk/service dan informasi dengan menggunakan internet dan sarana pelayanan online lainnya. Dengan melihat tujuan-tujuan di atas, dapat disimpulkan bahwa e-Commerce merupakan sebuah sistem yang dibangun dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam berbisnis dengan memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan kualitas dari produk/service dan informasi serta mengurangi biaya-biaya yang tidak diperlukan sehingga harga dari produk/service dan informasi tersebut dapat ditekan sedemikian rupa tanpa mengurangi dari kualitas yang ada.
Tipe-tipe e-Commerce adalah :
- • Business-to-consumer (B2C): pihak penjual adalah suatu organisasi, dan pihak pembeli adalah perorangan
- • Business-to-business (B2B): baik pihak penjual dan pembeli kedua-duanya adalah organisasi bisnis
- • Consumer-to-consumer (C2C): pihak perorangan menjual produk ataupun jasa ke orang lain.
- • Business-to-employee (B2E): suatu organisasi menggunakan e-Commerce di dalam internal organisasi tersebut untuk memberikan informasi dan jasa pada para pegawainya
- • E-Government: penggunaan teknologi internet dan ecommerce untuk memberikan layanan informasi mengenai layanan publik kepada masyarakat (disebut sebagai [G2C EC]), atau rekan bisnis dan supplier (disebut government-to-business [G2B EC])
- • Mobile Commerce (M-commerce): e-Commerce dilaksanakan dengan menggunakan fasilitas wireless. Misalnya penggunaan handphone untuk berbelanja melalui internet
- • Online direct marketing: vendor atau pengecer menjual produk atau jasanya secara langsung ke pelanggan
- • Electronic tendering system: pebisnis (atau pemerintah) meminta penawaran atas suatu tender dari para supplier; model ini menggunakan tipe B2B (atau G2B)
- • Name-your-own-price: konsumen menentukan sendiri jumlah harga yang ingin mereka bayar
- • Find-the-best-price: konsumen menentukan apa yang ia butuhkan dan si perantara membandingkan harga-harga yang diajukan para provider dan dan menunjukkan penawaran harga termurah atas barang atau jasa yang dibutuhkan oleh konsumen
- • Affiliate marketing: pihak vendor menempatkan logo atau banner-nya ke dalam situs rekanan. Apabila ada konsumen yang meng-klik logo, masuk ke situs vendor, dan kemudian membeli sesuatu, maka vendor akan membayar komisi ke rekanannya
- • Viral marketing: penerima mengirimkan informasi mengenai suatu produk ke teman-temannya
- • Group purchasing: para pembeli berskala kecil mengumpulkan daftar belanjaan mereka sehingga menjadi berskala besar, kemudian melakukan penawaran atau negosiasi untuk mendapatkan harga yang lebih murah
- • Online auctions: perusahaan melakukan lelang sejumlah produk di internet
- • Product customization: konsumen menggunakan internet untuk menentukan produk atau jasa yang ia perlukan, dan kemudian pihak penjual akan menentukan harganya
- • Deep discounters: perusahaan menawarkan diskon harga yang besar
- • Membership: jasa yang disediakan hanya dapat digunakan oleh anggota
- • Bartering online: suatu proses barter secara online lewat perantara untuk suatu produk yang memiliki nilai surplus, dan/atau perusahaan menerima “poin-poin” atas kontribusinya, dan poinpoin tersebut dapat digunakan untuk membeli produk atau jasa lain yang diperlukan.
Dalam implementasinya, keuntungan dari e-Commerce tidak saja dirasakan oleh para pebisnis tetapi juga dapat dirasakan oleh konsumen, masyarakat luas dan pemerintah. Di bawah ini merupakan gambaran keuntungan dan kekurangan dari e-Commerce yang dirangkum dalam tiga bagian, dalam prespektif produsen, konsumen serta masyarakat dan pemerintahan. Adapun keuntungan e-Commerce pada produsen adalah:
- Memberikan kesempatan kepada produsen untuk meningkatkan pemasaran produk/servicenya secara global.
- Mengurangi penggunaan paper/kertas di berbagai aktifitas mulai dari tahapan desain, produksi, pengepakan, pengiriman, distribusi hingga marketing.
- Mengurangi waktu delay dari pengiriman dan penyimpanan karena antara sistem produksi, pengepakan, penyimpanan dan distribusi terkoneksi secara online.
- Membantu perusahaan-perusahaan yang memproduksi produk/service yang sangat spesifik yang tidak dapat dipasarkan dalam bisnis secara fisik, karena keterbatasan konsumen, tempat dan biaya promosi yang tinggi.
- Mengurangi waktu dan biaya prosmosi dari produk/service yang dipasarkan karena tersedianya informasi secara menyeluruh di internet sepanjang waktu.
Adapun keuntungan e-Commerce pada konsumen adalah:
- Memberikan kesempatan konsumen yang berada di belahan dunia manapun untuk dapat menggunakan sebuah produk/service yang dihasilkan dari belahan dunia yang berbeda dan melakukan transaksi dan meraih informasi dari pihak pertama sepanjang tahun.
- Memberikan kesempatan konsumen untuk mendapatkan produk/service terbaik dari berbagai pilihan yang ada karena konsumen mendapat kesempatan untuk memilih berbagai jenis produk/service secara langsung.
- Memberikan kesempatan bagi konsumen yang terpisah tempat tinggalnya dari produsen untuk berinteraksi, berdiskusi dan bertukar pengalaman. Sehingga akan sangat menguntungkan produsen untuk meningkatkan kualitas produk/servicenya sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen.
Adapun keuntungan e-Commerce pada masyarakat dan pemerintah adalah:
- Semakin banyak manusia yang bekerja dan beraktifitas di rumah dengan menggunakan internet berarti mengurangi perjalanan untuk bekerja, belanja dan aktifitas lainnya, sehingga mengurangi kemacetan jalan dan mereduksi polusi udara.
- Meningkatkan daya beli dan kesempatan masyarakat untuk mendapatkan produksi/service yang terbaik karena perusahaan yang mengeluarkan produk/service dapat menjualnya lebih murah karena biaya produksi yang rendah.
- Mengurangi pengangguran karena masyarakat semakin bergairah untuk berbisnis karena cara kerja yang gampang dan tanpa modal yang besar.
- Meningkatkan daya kreatifitas masyarakat, berbagai jenis produk dapat dipasarkan dengan baik, sehingga akhirnya juga membantu pemerintah untuk menggairahkan perdagangan khususnya usaha kecil menengah. Secara umum, implementasi e-Commerce dalam bisnis dapat meningkatkan kualitas dari produk/service serta menurunkan biaya produksi yang akhirnya akan menurunkan harga penjualan. Ketika konsumen dapat memilih produk/service yang terbaik baginya, produsen terus semakin berlomba meningkatkan kualitas dari produk/service yang ada dan terus mencari ide-ide baru yang disukai pasar serta berusaha mengurangi biaya produksi agar tetap mendapatkan harga produk/service yang terjangkau. Jika siklus ini berjalan dengan baik, tingkat produksi dan kualitas akan terus meningkat, ragam dari produk/service akan semakin banyak dan harga akan semakin terjangkau. Selain itu semakin menumbuhkan kreatifitas dan keberanian bagi pemula bisnis untuk memulai usahanya karena setiap orang dapat memulai bisnisnya walau sekecil apapun dan sebegitu spesial produk/service yang dihasilkan.
C. HAMBATAN DAN PELUANG
Pengimplementasian e-Commerce di Indonesia masih harus menempuh jalan yang panjang dan berliku. Berbagai hambatan yang ada dalam pengimplementasiannya dapat berupa teknis dan non-teknis yang kesemua itu membutuhkan kerjasama yang utuh antara pemerintah, pengembang dari e-Commerce, pebisnis dan para konsumen pemanfaatnya. Seperti produk-produk teknologi informasi lainnya seperti juga e-government, e-Commerce masih membutuhkan waktu yang lama untuk dapat dikenal dan diterima di Indonesia. Berbagai hambatan tersebut dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
- Dukungan pemerintah. Dukungan pemerintah yang masih belum jelas ditambah dengan belum adanya kebijakankebijakan yang mendukung perkembangan dari e-Commerce ini dikeluarkan, belum jelasnya deregulasi dari system teknologi informasi khususnya internet yang merupakan salah satu tulang punggung dari perkembangan e-Commerce.
- Perkembangan infrastruktur yang lambat. Salah satu hambatan utama adalah masih kurangnya insfrastrukur yang ada dan belum merata kepelosok Indonesia. Dibutuhkan keseriusan pemerintah untuk secara bertahap membangun infrastrukur yang baik dan terprogram sehingga secara bertahap, rakyat Indonesia mulai dapat dikenalkan dengan internet sebagai salah satu hasil dari perkembangan teknologi informasi dengan biaya yang murah dan terjangkau.
- Kurangnya sumber daya manusia. Kurangnya SDM Indonesia yang benar-benar menguasai sistem e-Commerce ini secara menyeluruh, yang tidak saja menguasai secara teknis juga non-teknis seperti sistem perbankan, lalu lintas perdagangan hingga sistem hukum yang berlaku. Salah satu alasan yang cukup utama yaitu masih kurangnya ketersediaan informasi, mulai dari buku-buku referensi, jurnal, majalah/tabloid yang membahas tentang e-Commerce juga sarana pendidikan, seminar, workshop hingga pusat-pusat pengembangan yang dibangun antara pemerintah, pusat-pusat pendidikan dan tenaga ahli di bidang e-Commerce.
- Dukungan dari institusi finansial seperti bank dan asuransi. Belum banyaknya bank yang telah membangun system “electronic banking”nya dengan baik, selain itu perbankan Indonesia juga masih sulit untuk melakukan transaksi dengan menggunakan mata uang lain, apalagi dalam jumlah nilai yang kecil serta belum adanya pihak ketiga sebagai penjamin transaksi secara online yang benar-benar berada di Indonesia.
- Perbaikan sistem perdagangan yang ada. Adanya keseriusan dari pemerintah untuk menderegulasi system perdagangan yang memberi kesempatan luas bagi berkembangnya UKM, sistem jaringan pengiriman yang baik dan aman, tidak adanya gangguan diperjalanan dan di institusi yang berhubungan dengannya seperti pelabuhan, pintu-pintu perbatasan dan international airport. Serta yang paling penting deregulasi di bidang ke pabeanan dan pajak yang mendukung sistem e-Commerce ini berkembang. Kesemuanya itu bukanlah penghalang yang menjadi hambatan bagi perkembangan e-Commerce di Indonesia, diharapkan sekali hambatan tersebut menjadi poin penting untuk mulai mengembangkan e-Commerce di Indonesia.
- Delivery Channel. Pengiriman barang masih ditakutkan hilang di jalan. Ketepatan waktu dalam pengiriman barang dan daerah pengiriman barang yang belum terjangkau.
Sedangkan jika kita melihat peluang-peluang yang ada, kesemuanya itu tentunya diharapkan memberikan energi atau semangat khusus bagi semua pihak bahwa sebenarnya e-Commerce dapat menjadi solusi baru bagi ketertinggalan kita disemua bidang selama ini, seperti:
- Jumlah penduduk Indonesia yang besar merupakan pangsa pasar yang masih dapat banyak digarap
- Kondisi geografis yang sangat mendukung berkembangnya e-Commerce, dengan begitu banyaknya pulau-pulau yang tersebar diseluruh nusantara, e-Commerce merupakan salah satu jalan terbaik untuk meningkatkan bisnis antar pulau
- Begitu banyaknya bahan alam yang dapat diolah menjadi produk-produk yang bagus dan istimewa
- Begitu banyaknya adat-istiadat dan budaya yang ada, merupakan sumber inspirasi bagi perkembangan usaha kerajinan yang dapat menjadi sumber perdagangan dan komoditi pariwisata jika dikelola dengan baik.
Pengertian E-commerce
Electronic Commerce (E-Commerce) didefinisikan sebagai proses pembelian dan penjualan produk, jasa dan informasi yang dilakukan secara elektronik dengan memanfaatkan jaringan komputer. Salah satu jaringan yang digunakan adalah internet. Sementara itu Kalakota dan Whinston mendefinisikan E-Commerce dari beberapa perspektif, yaitu:
1. Dari perspektif komunikasi, E-Commerce adalah pengiriman informasi, produk/jasa, atau pembayaran melalui jaringan telepon, atau jalur komunikasi lainnya;
2. Dari perspektif proses bisnis, E-Commerce adalah aplikasi teknologi menuju otomatisasi transaksi bisnis dan work flow;
3. Dari perspektif pelayanan, E-Commerce adalah alat yang digunakan untuk mengurangi biaya dalam pemesanan dan pengiriman barang; dan
4. Dari perspektif online, E-Commerce menyediakan kemampuan untuk menjual dan membeli produk serta informasi melalui internet dan jaringan jasa online lainnya.
Seluruh definisi yang dijelaskan di atas pada dasarnya memiliki kesamaan yang mencakup komponen transaksi (pembeli, penjual, barang, jasa dan informasi), subyek dan obyek yang terlibat, serta media yang digunakan (dalam hal ini adalah internet). E-Commerce merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business lebih luas, tidak hanya sekedar perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan dll. Selain teknologi jaringan www, e-dagang juga memerlukan teknologi basisdata atau pangkalan data (databases), e-surat atau surat elektronik (e-mail), dan bentuk teknologi non komputer yang lain seperti halnya sistem pengiriman barang, dan alat pembayaran untuk e-dagang ini.
E Commerce pertama kali diperkenalkan pada tahun 1994 pada saat pertama kali banner-elektronik dipakai untuk tujuan promosi dan periklanan di suatu halaman-web (website). Menurut Riset Forrester, perdagangan elektronik menghasilkan penjualan seharga AS$12,2 milyar pada 2003. Menurut laporan yang lain pada bulan oktober 2006 yang lalu, pendapatan ritel online yang bersifat non-travel di Amerika Serikat diramalkan akan mencapai seperempat trilyun dolar US pada tahun 2011.
Faktor kunci sukses dalam e-commerce
Dalam banyak kasus, sebuah perusahaan e-commerce bisa bertahan tidak hanya mengandalkan kekuatan produk saja, tapi dengan adanya tim manajemen yang handal, pengiriman yang tepat waktu, pelayanan yang bagus, struktur organisasi bisnis yang baik, jaringan infrastruktur dan keamanan, desain situs web yang bagus, beberapa faktor yang termasuk:
1. Menyediakan harga kompetitif
2. Menyediakan jasa pembelian yang tanggap, cepat, dan ramah.
3. Menyediakan informasi barang dan jasa yang lengkap dan jelas.
4. Menyediakan banyak bonus seperti kupon, penawaran istimewa, dan diskon.
5. Memberikan perhatian khusus seperti usulan pembelian.
6. Menyediakan rasa komunitas untuk berdiskusi, masukan dari pelanggan, dan lain-lain.
7. Mempermudah kegiatan perdagangan.
Contoh E-Commerce.
Banyak sekali yang dapat kita lakukan melalui E-Commerce yaitu :
1. Pembelian buku melalui online.
2. Pembelian elektronik melalui online.
3. Pembelian kendaraan melalui online.
4. Pembelian pakaian melalui online, dll.
Aplikasi bisnis
Beberapa aplikasi umum yang berhubungan dengan e-commerce adalah:
• E-mail dan Messaging
• Content Management Systems
• Dokumen, spreadsheet, database
• Akunting dan sistem keuangan
• Informasi pengiriman dan pemesanan
• Pelaporan informasi dari klien dan enterprise
• Sistem pembayaran domestik dan internasional
• Newsgroup
• On-line Shopping
• Conferencing
• Online Banking
Perusahaan yang terkenal dalam bidang E Commerce antara lain: eBay, Yahoo, Amazon.com, Google, dan Paypal.
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Mengapa E - commerce Kurang Berkembang di Indonesia.
• Masalah kurangnya kepercayaan dari masyarakat
• Penipuan dengan cara pencurian identitas dan membohongi pelanggan.
• Hukum yang kurang berkembang dalam bidang e-commerce ini.
• Karena kurangnya pemahaman,yakni pemahaman tentange-commerce itu sendiri.
• Ketidaksabaran,yakni masyarakat hanya mau secara instan sedangkan e commerce memerlukan kesabaran.
• Kurangnya ketersediaan internet di daerah-daerah terpencil
• Kurangnya sumber daya manusia. Yaiu, SDM Indonesia yang benar-benar menguasai sistem e-commerce ini secara menyeluruh.
• Kurangnya dukungan dari pemerintah yang masih belum jelas ditambah dengan belum adanya kebijakankebijakan yang mendukung perkembangan dari e-commerce ini dikeluarkan, belum jelasnya deregulasi dari system teknologi informasi khususnya internet yang merupakan salah satu tulang punggung dari perkembangan e-commerce, perbaikan sistem pabeanan dan deregulasi dalam ekspor impor barang.
• Biaya Internet yang sangat mahal.
Daftar Pustaka
McLeod, Raymond and Schell, George P.2008.Sistem Informasi Manajemen.Jakarta:Salemba Empat.
O’Brien, James A.2008.Pengantar Sistem Informasi.Jakarta:Salemba Empat.
Whiteley, David.2000.e-Commerce : Strategy, Technologies and Applications.Singapore:McGraw-Hill.
Penerapan E-commerce dalam Bisnis
Tue, 06/22/2010 - 16:31 — Riana Elisabeth S
Demikianlah Artikel Antara E-Business dan E-Commerce Dalam Bisnis Perdagangan
Sekianlah artikel
Antara E-Business dan E-Commerce Dalam Bisnis Perdagangan
kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Antara E-Business dan E-Commerce Dalam Bisnis Perdagangan dengan alamat link https://waktunyaberbisnisonline.blogspot.com/2017/02/antara-e-business-dan-e-commerce-dalam.html