Pembelajaran Scientific Strategi Model Pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan

Pembelajaran Scientific Strategi Model Pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan - Hallo sahabat Belajar Bisnis Online , Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Pembelajaran Scientific Strategi Model Pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Didaktik Metodik , Artikel Prakarya Kewirausahaan , yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Pembelajaran Scientific Strategi Model Pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan
link : Pembelajaran Scientific Strategi Model Pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan

Baca juga


Pembelajaran Scientific Strategi Model Pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan



Pembahasan kali ini menjelaskan tentang bagaimana didaktik metodik dalam pembelajaran baru di kurikulum 2013 Prakarya dan Kewirausahaan dengan pendekatan metode Scientific. Mengetahui cara menyampaikan materi pemelajaran materi tersebut sangat penting khususnya bagi para guru / pendidik yang akan memegang pelajaran Prakarya dan kewirausahaan. Dengan pemahaman tersebut pendidik ataupun guru lebih dahulu akan mengetahui manfaat dari materi yang akan disampaikan.

Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan tiga ranah yaitu sikap, keterampilan dan pengetahuan peserta didik. Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah ranah sikap meliputi transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang ‘mengapa’. Ranah keterampilan meliputi transformasil substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang ‘bagaimana’. Ranah pengetahuan meliputi transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang ‘apa’. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetauan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan dan pengetahuan.
Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran semua mata pelajaran meliputi menggali informasi melalui pengamatan, bertanya, percobaan, dan mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, menyajikan data atau informasi, kemudian dilanjutkan dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan dan mencipta. Pada mata pelajaran, materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat diaplikasikan secara prosedural. Namun pada kondisi ini, hendaknya proses pembelajaran tetap menerapkan nilai atau sifat ilmiah dan menghindari nilai atau sifat non ilmiah.

Karakteristik Mata Pelajaran Prakarya
Prinsip mata pelajaran Prakarya adalah kreativitas, dengan kemampuan kreatif dan dibantu dengan teknologi dasar sebagai sistem kerja yang akurat akan menghasilkan kompetensi keterampilan tinggi. Sedangkan, prinsip pengembangan materi adalah mendudukan bahan dan alat sebagai medium pelatihan kompetensi keterampilan tersebut.

Tantangan pelajaran Prakarya dalam menghadapi persoalan internal dan eksternal dibutuhkan keterpaduan:
(1) pemahaman nilai tradisi dan kearifan lokal serta teknologi tepat guna,
(2) pengadopsian sistem produksi dengan teknologi dasar, serta
(3) mendasarkan wawasan pelatihan dengan kewirausahaan.

Secara substansi bidang Prakarya mengandung kinerja kerajinan dan teknologis. Maka, strand pada mata pelajaran Prakarya berisi aspek/ruang lingkup yang menjadi tumpuan pengembangannya adalah: kerajinan, rekayasa, budidaya dan pengolahan.
Istilah kerajinan berangkat dari kecakapan melaksanakan, mengolah, dan menciptakan dengan dasar kinerja psychomotoricskill. Maka, Prakarya Kerajinan berisi kerajinan tangan membuat (creation with innovation) benda pakai dan atau fungsional berdasar asas form follow function. Prakarya Teknologi terdiri atas Rekayasa (Enginering), Budidaya dan Teknologi Pengolahan. Teknologi Rekayasa berisi keterampilan menguraikan dan menyusuri kembali hasil teknologi seperti: otomotif, elektronik, ketukangan, maupun mesin. Prakarya Teknologi budidaya berpangkal pada cultivation, yaitu suatu kerja yang berusaha untuk menambah, menumbuhkan, dan mewujudkan tanaman/makhluk hidup lainnya agar lebih besar (tumbuh), dan berkembang (banyak). Teknologi Pengolahan berisi keterampilan mengubah fungsi, bentuk, sifat,kualitas bahan maupun perilaku objek. Materi ini berisi teknologi bahan pangan, dan teknologi pengolahan nonpangan. Hal ini sesuai dengan arti kata prakarya sebagai kata kerja diartikan kinerja produktif yang diorientasikan untuk mengembangkan keterampilan, kecakapan, kerapian, dan ketepatan.

Pada pelaksanaannya mata pelajaran Prakarya sebagai contohnya di SD bertujuan pemenuhan keterampilan keluarga (family skill), yaitu keterampilan untuk mampu memecahkan kebutuhan sehari-hari seperti memasang kancing baju yang lepas (kerajinan), membuat minuman susu dan makanan kecil (pengolahan) dan mampu menanam dan menghasilkan buah cabe di halaman rumah atau sekolah (budidaya). Pembelajaran ekonomi kreatif pun diajarkan dengan menjual produk di kalangan sendiri pada acara sekolah. Dalam hal ini pembelajaran teknologi dasar diperlukan untuk mendukung perkembangan logika.

Pada tingkat sekolah lanjutan pertama (SMP/MTs), mata pelajaran Prakarya diarahkan kepada teknologi tepat guna dengan mengganti bahan, bentuk serta keteknikan (home skill). Pada penggantian bahan diharapkan bentuk dan teknik tetap sama, sebagai contoh: anyam rotan, dapat diganti dengan anyam bambu atau anyam pita dan tali plastic untuk membuat tempat pakaian kotor. Penggantian ini berdasarkan situasi dan kondisi yang mulai langka pada daerah setempat.
Pada tingkat sekolah lanjutan tingkat atas (SMA/MA) diakhiri dengan wawasan pasar dan keterjualan tinggi (home industry/economy based). Untuk itu, pemahaman teknologi dasar akan ditingkatkan bersamaan secara kumulatif peningkatan keilmuan, seperti teori ekonomi, keterampilan computer, serta teori psikologi dan Seni Budaya. Pengembangan yang diharapkan dari mata pelajaran Prakarya SMA/MA adalah mampu membuat common ground ilmu, pengetahuan dan keterampilan untuk memproduksi dan mereproduksi karyanya.

Pembelajaran pada Mata Pelajaran Prakarya
Pembelajaran merupakan proses komunikatif-interaktif antara sumber belajar, guru, dan peserta didik untuk saling bertukar informasi. Istilah 'prakarya' mengandung arti pekerjaan tangan, kecakapan melaksanakan dan menyelesaikan tugas dengan cekat, cepat, dan tepat dengan keterampilan tangan. Kata cekat mengandung makna tanggap terhadap permasalahan yang dihadapi dari sudut pandang karakter, bentuk, sistem, dan perilaku objek yang diwaspadai. Di dalamnya terdapat unsur kreativitas, keuletan mengubah kegagalan menjadi keberhasilan (adversity) serta kecakapan menanggulangi permasalahan dengan tuntas. Istilah cepat merujuk kepada kecakapan mengantisipasi perubahan, mengurangi kesenjangan kekurangan (gap) terhadap masalah, maupun obyek dan memproduksi karya berdasarkan target waktu terhadap keluasan materi, maupun kuantitas sesuai dengan sasaran yang ditentukan. Kata tepat menunjukkan kecakapan bertindak secara tepat dan teliti untuk menyamakan bentuk, sistem, kualitas, maupun kuantitas dan perilaku karakteristik objek atau karya.
Pengertian keterampilan dalam konteks pembelajaran mata pelajaran Prakarya di sekolah adalah usaha untuk memperoleh kompetensi cekat, cepat, dan tepat dalam menghadapi permasalahan belajar. Dalam hal ini, pembelajaran Prakarya dirancang sebagai proses komunikasi belajar untuk mengubah perilaku peserta didik menjadi cekat, cepat, dan tepat melalui aktivitas kerajinan dan teknologi rekayasa, teknologi budidaya, dan teknologi pengolahan. Perilaku terampil ini dibutuhkan dalam keterampilan hidup manusia di masyarakat. Peserta didik melakukan interaksi terhadap karya produk kerajinan dan teknologi yang ada di lingkungannya, untuk berkreasi menciptakan berbagai jenis produk kerajinan maupun produk teknologi sehingga diperoleh pengalaman perseptual, pengalaman apresiatif, dan kreativitas dari potensi lingkungan.

Oleh karena itu, orientasi pembelajaran Prakarya adalah memfasilitasi pengalaman emosi, intelektual, fisik, persepsi, sosial, estetik, artistik, dan kreativitas kepada peserta didik dengan melakukan aktivitas apresiasi dan kreasi terhadap berbagai produk kerajinan dan teknologi. Kegiatan ini dimulai dari mengidentifikasi potensi di sekitar peserta didik, diubah menjadi produk yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, yang mencakup antara lain jenis, bentuk, fungsi, manfaat, tema, struktur, sifat, komposisi, bahan baku, bahan pembantu, peralatan, teknik kelebihan dan keterbatasannya. Selain itu, peserta didik juga melakukan aktivitas memproduksi berbagai produk benda kerajinan maupun produk teknologi yang sistematis dengan berbagai cara misalnya: meniru, memodifikasi, mengubah fungsi produk yang ada menuju produk baru yang lebih bermanfaat.

Oleh karena itu, pendekatan pembelajaran pada mata pelajaran Prakarya yang digunakan adalah pendekatan pembelajaran aktif (active learning), joyfull learning, problem based learning, pembelajaran penemuan (discovery learning) dan tutorial. Secara garis besar pendekatan pembelajaran prakarya tersebut menggunakan pendekatan pembelajaran sains (scientific approach) dimana pembelajarannya berbasis pada peserta didik sebagai subject centered. Pada kegiatan pembelajaran keterampilan peserta didik diberikan keleluasaan untuk praktek secara mandiri, dengan bermain-main benda namun menghasilkan karya (prinsip teori penciptaan trial and error dan theory of play) dan berangkat dari permasalahan yang ada sehingga peserta didik dapat mengevaluasi diri dalam menemukan kesalahan yang pada akhirnya mampu berkarya mandiri. Diharapkan dengan pendekatan tersebut akan dapat membentuk kemampuan dasar peserta didik yaitu adalah kemampuan yang diperoleh dari tradisi keluarga, lingkungan serta masyarakat yang diberikan secara turun temuran. Keberhasilan pendidikan keterampilan adalah mampu mensistemkan kemampuan tradisi dengan teknologi dasar.

Pembelajaran keterampilan dimulai dengan: melihat, merekonstruksi melalui gagasan dan teknologi, merekayasa dan mengkreasi, memproduksi, dan memasarkan. Untuk itu diajukan tiga strategi pembelajaran: (1) definitif, (2) partisipatif, dan (3) eksploratif.
Sesuai dengan karakteristik ‘Prakarya’ maka pembelajaran yang sesuai diterapkan kepada peserta didik adalah praktek. Secara garis besar tergambarkan dalam skema di atas bahwa terdapat perbedaan strategi, untuk SD pada umumnya diperkuat dengan strategi partisipatif. Sedangkan di SMP diharapkan sudah mulai melaksanakan eksploratif melalui penelitian terapan dalam teknologi tepat guna. Strategi belajar di tingkat SMA, diharapkan peserta didik banyak melakukan penelitian dan pencarian ide dan gagasan dengan memadukan konsep teknologi dasar dan teknologi tepat guna. Strategi eksploratif berada pada posisi 50% dengan harapan akan menemukan prinsip pembelajaran ekonomi kreatif. Posisi ini nantinya akan memperoleh pengetahuan praktis berwiraswasta berdasarkan kondisi nyata.
Dapat disimpulkan bahwa prinsip pembelajaran Prakarya adalah menyenangkan, rekreatif, ekspresif, keterjualan serta bertanggungjawab terhadap ciptaannya berdasarkan logika matematis maupun pengetahuan estetis. Secara garis besar agar kompetensi inti spiritual, sosial, pengetahuan dan keterampilan tercapai dapat dilakukan melalui:
  • Mengamati lingkungan sekitar baik fisik maupun sosial yang menjadi bahan eksplorasi, eksperimen, melalui kegiatan melihat, membaca, mendengar, mencermatinya dan meneliti berbagai objek alami maupun artifisial dengan metoda dan strategi kunjungan lapangan, kajian pustaka pada benda artifisial berteknologi tradisional maupun modern dan produk-produk kerajinan, rekayasa, budidaya dan pengolahan;
  • menanyakan berdasarkan kaitan, pengaruh dan kecenderungan setelah melakukan pengamatan berbagai gejala alami, artifisial maupun sosial untuk mendorong keingintahuan siswa terhadap produk-produk kerajinan, rekayasa, budidaya dan pengolahan;
  • Mengumpulkan data dengan merumuskan daftar pertanyaan berdasarkan hasil identifikasi, menentukan indikator, melakukan wawancara dan atau eksplorasi alam dan gejala sosial sebagai inspriasi menciptakan karya/produk kerajinan, rekayasa, budidaya dan pengolahan;
  • Melakukan analisis, memecahkan masalah dengan mengajukan pendapat atau argumen untuk membuat desain atau merekonstruksi karya/produk kerajinan, rekayasa, budidaya dan pengolahan baik berupa fakta, konsep, bahan, alat maupun prosedur yang bersifat tradisional berbasis kearifan lokal dan modern yang bermanfaat bagi kehidupan dan berkehidupan.
  • Membuat dan atau memodifikasi karya dengan berdasarkan hasil identifikasi, wawancara dan atau mengeksplorasi alam dan gejala sosial sebagai inspriasi menciptakan karya;
  • Mengkomunikasikan proses, hasil kegiatan, dan hasil pembuatan karya/produk dalam menemukan sendiri dan memecahkan masalah yang ditemui dengan memaparkan, mendiskusikan, membuat laporan dan mempublikasikannya.
Strategi dan Model Pembelajaran Prakarya
Pengalaman belajar yang paling efektif adalah apabila peserta didik/seseorang mengalami/berbuat secara langsung dan aktif di lingkungan belajarnya. Pemberian kesempatan yang luas bagi peserta didik untuk melihat, memegang, merasakan, dan mengaktifkan lebih banyak indra yang dimilikinya, serta mengekspresikan diri akan membangun pemahaman pengetahuan, perilaku, dan keterampilannya. Oleh karena itu, tugas utama pendidik/guru adalah mengondisikan situasi pengalaman belajar yang dapat menstimulasi atau merangsang indra dan keingintahuan peserta didik. Hal ini perlu didukung dengan pengetahuan guru akan perkembangan psikologis peserta didik dan kurikulum di mana keduanya harus saling terkait. Saat pembelajaran, guru hendaknya peka akan gaya belajar peserta didik di kelas. Dengan mengetahui gaya belajar peserta didik di kelas secara umum, guru dapat menentukan strategi pembelajaran yang tepat. Dengan demikian, pendidik/guru hendaknya menyiapkan kegiatan belajarmengajar yang melibatkan mental peserta didik secara aktif melalui beragam kegiatan, seperti: kegiatan mengamati, bertanya/mempertanyakan, menjelaskan, berkomentar, mengajukan hipotesis, mengumpulkan data, dan sejumlah kegiatan mental lainnya. Guru hendaknya tidak memberikan bantuan secara dini dan hendaknya selalu menghargai usaha peserta didik meskipun hasilnya belum sempurna. Selain itu, guru perlu mendorong peserta didik supaya peserta didik berbuat/berpikir lebih baik, misalnya melalui pengajuan pertanyaan menantang yang ‘menggelitik’ sikap ingin tahu dan sikap kreativitas peserta didik. Dengan cara ini, guru selalu mengupayakan agar peserta didik terlatih dan terbiasa menjadi pelajar sepanjang hayat. Beberapa model pembelajaran yang dapat membuat peserta didik aktif dan dapat dijadikan acuan pengajaran keterampilan di kelas, antara lain seperti berikut.
1. Model Pembelajaran Kolaborasi
Pembelajaran kolaborasi (collaboration learning) menempatkan peserta didik dalam kelompok kecil dan memberinya tugas di mana mereka saling membantu untuk menyelesaikan tugas atau pekerjaan kelompok. Dukungan sejawat, keragaman pandangan, pengetahuan dan keahlian sangat membantu mewujudkan belajar kolaboratif. Metode yang dapat diterapkan antara lain mencari informasi, proyek, kartu sortir, turnamen, tim quiz.
2. Model Pembelajaran Individual
Pembelajaran individu (individual learning) memberikan kesempatan kepada peserta didik secara mandiri untuk dapat berkembang dengan baik sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Metode yang dapat diterapkan antara lain tugas mandiri, penilaian diri, portofolio, galeri proses.
3. Model Pembelajaran Teman Sebaya
Beberapa ahli percaya bahwa satu mata pelajaran benar-benar dikuasai hanya apabila seorang peserta didik mampu mengajarkan kepada peserta didik lain. Mengajar teman sebaya (peer learning) memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik. Pada waktu yang sama, ia menjadi narasumber bagi temannya. Metode yang dapat diterapkan antara lain: pertukaran dari kelompok ke kelompok, belajar melalui jigso (jigsaw), studi kasus dan proyek, pembacaan berita, penggunaan lembar kerja, dll.
4. Model Pembelajaran Sikap
Aktivitas belajar afektif (affective learning) membantu peserta didik untuk menguji perasaan, nilai, dan sikap-sikapnya. Strategi yang dikembangkan dalam model pembelajaran ini didesain untuk menumbuhkan kesadaran akan perasaan, nilai dan sikap peserta didik. Metode yang dapat diterapkan antara lain: mengamati sebuah alat bekerja atau bahan dipergunakan, penilaian diri dan teman, demonstrasi, mengenal diri sendiri, posisi penasihat.
5. Model Pembelajaran Bermain
Permainan (game) sangat berguna untuk membentuk kesan dramatis yang jarang peserta didik lupakan. Humor atau kejenakaan merupakan pintu pembuka simpul-simpul kreativitas, dengan latihan lucu, tertawa, tersenyum peserta didik akan mudah menyerap pengetahuan yang diberikan. Permainan akan membangkitkan energi dan keterlibatan belajar peserta didik. Metode yang dapat diterapkan antara lain: tebak gambar, tebak kata, tebak benda dengan stiker yang ditempel dipunggung lawan, teka-teki, sosio drama, dan bermain peran.
6. Model Pembelajaran Kelompok
Model pembelajaran kelompok (cooperative learning) sering digunakan pada setiap kegiatan belajar-mengajar karena selain hemat waktu juga efektif, apalagi jika metode yang diterapkan sangat memadai untuk perkembangan peserta didik. Metode yang dapat diterapkan antara lain proyek kelompok, diskusi terbuka, bermain peran.
7. Model Pembelajaran Mandiri
Model Pembelajaran mandiri (independent learning) peserta didik belajar atas dasar kemauan sendiri dengan mempertimbangkan kemampuan yang dimiliki dengan memfokuskan dan merefleksikan keinginan. Teknik yang dapat diterapkan antara lain apresiasi-tanggapan, asumsi presumsi, visualisasi mimpi atau imajinasi, hingga cakap memperlakukan alat/bahan berdasarkan temuan sendiri atau modifikasi dan imitasi, refleksi karya, melalui kontrak belajar, maupun terstruktur berdasarkan tugas yang diberikan (inquiry, discovery, recovery).
8. Model Pembelajaran Multimodel
Pembelajaran multimodel dilakukan dengan maksud akan mendapatkan hasil yang optimal dibandingkan dengan hanya satu model. Metode yang dikembangkan dalam pembelajaran ini adalah proyek, modifikasi, simulasi, interaktif, elaboratif, partisipatif, magang (cooperative study), integratif, produksi, demonstrasi, imitasi, eksperiensial, kolaboratif.
-Wass Aswan Benda-


Demikianlah Artikel Pembelajaran Scientific Strategi Model Pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan

Sekianlah artikel Pembelajaran Scientific Strategi Model Pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Pembelajaran Scientific Strategi Model Pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan dengan alamat link https://waktunyaberbisnisonline.blogspot.com/2017/02/pembelajaran-scientific-strategi-model.html