Judul : "Siapa Pemilik Rezeki Sesungguhnya?"
link : "Siapa Pemilik Rezeki Sesungguhnya?"
"Siapa Pemilik Rezeki Sesungguhnya?"
by : Ki jendral Nasution
Manusia itu hanya sebatas perantara rezeki kita. Begitu kan? Lewat seseorang, Allah mengantarkan jatah rezeki kita. Jatah yang didapat sesuai dengan sunnatullah yang kita upayakan.
Lewat siapa rezeki itu diantarkan, bukan urusan kita. Dan tak akan pernah menjadi urusan kita. Biarkan itu menjadi urusan Allah.
Terserah Allah mau memilih siapa untuk menjadi perantara rezeki kita. Bisa lewat si A, bisa lewat si B, bisa lewat si C, bisa lewat si C lagi, bisa lewat si C lagi, bisa lewat si D, dan seterusnya.
Lantas, mengapa seorang penjual/pedagang marah, kesal, ngamuk ketika ada seorang pembeli yang tak jadi membeli barang dagangannya?
Bukankah pembeli hanya manusia yang menjadi perantara rezeki kita? Bukankah pembeli adalah manusia yang dipilih Allah untuk mengantarkan rezekiNYA kepada kita? Bukankah kita tak pernah tahu, lewat pembeli yang mana rezeki itu diantarkan kepada kita?
Jadi, kenapa harus marah?
Saya khawatir, saat seorang penjual marah, sebab seorang pembeli tak jadi membeli dagangannya, jangan-jangan si penjual pada dasarnya sedang marah kepada Allah. Mungkin ini adalah kalimat yang tak disadarinya ; "Ya Allah, kenapa bukan lewat dia rezekiku KAU berikan? Ya Allah harus lewat dia dong! Saya kan butuh uang cepat! Pokoknya harus lewat dia!"
Na'udzubllaahi min dzaalik.
Memangnya siapa kita berani memaksa Allah agar memberikan rezeki lewat cara yang sesuai keinginan kita? Memangnya siapa pemilik rezeki itu sesungguhnya? Kita ataukah Allah yang punya rezeki?
#WealthMindset
Ki Jendral Nasution
Demikianlah Artikel "Siapa Pemilik Rezeki Sesungguhnya?"
Sekianlah artikel
"Siapa Pemilik Rezeki Sesungguhnya?"
kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel "Siapa Pemilik Rezeki Sesungguhnya?" dengan alamat link https://waktunyaberbisnisonline.blogspot.com/2017/05/siapa-pemilik-rezeki-sesungguhnya.html
