Denger Cerita Pengasuh yang Ngomel Tentang Kelakuan Majikannya itu Bikin Ngakak.

Denger Cerita Pengasuh yang Ngomel Tentang Kelakuan Majikannya itu Bikin Ngakak. - Hallo sahabat Belajar Bisnis Online , Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Denger Cerita Pengasuh yang Ngomel Tentang Kelakuan Majikannya itu Bikin Ngakak. , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Kepribadian Sukses , Artikel Motivasi , yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Denger Cerita Pengasuh yang Ngomel Tentang Kelakuan Majikannya itu Bikin Ngakak.
link : Denger Cerita Pengasuh yang Ngomel Tentang Kelakuan Majikannya itu Bikin Ngakak.

Baca juga


Denger Cerita Pengasuh yang Ngomel Tentang Kelakuan Majikannya itu Bikin Ngakak.

Denger cerita pengasuh yang ngomel tentang kelakuan majikannya itu bikin ngakak.
"Itu ibunya ya, nggak mau nyebokin anaknya. Anaknya sampai 6 tahun dibiarin pakai diapers. Nggak mau repot. Yang bikin kesal, seringkali saya udah capek ngelonin anaknya sampai tidur, eh dia enak aja ngebangunin. Kangen katanya. Udah anaknya bangun, eh ibunya molor." kata si bibi curhat ke ibu-ibu orangtua murid di sekolah anaknya. Karena yang nganter anaknya ke sekolah adalah si bibi.
Ibunya ceritanya adalah wanita karir. Cuma kayaknya yang ini ekstrem uniknya. Emak saya juga wanita karir ketika masih muda dulu. Cuma nasib saya waktu kecil nggak gitu-gitu amat. Kalau ibunya kayak gini, kurang lebih bapaknya miriplah.
Bagi saya nggak salah seorang istri bisa menghasilkan uang. Cuma kalau saya, memang nggak mengizinkan istri terlalu heboh mengurusi mencari uang. Karena memang, tugas utama istri bukan mencari uang. Tugas utama istri saya, adalah membantu saya mengasuh dan mendidik anak-anak saya.
Ya, hanya membantu. Karena (bagi saya), mendidik anak pun sebenarnya tugas utama seorang ayah. Begitu yang dicontohkan AlQuran. Ibrahim 'alayhissalam & Luqman, adalah sosok ayah yang diabadikan oleh AlQuran saat mendidik anak-anaknya. Tapi karena fokusnya masih membagi pada urusan mencari nafkah, istrilah yang membantu mengasuh & mendidik anak.
Maka, kalau ada marketer saya yang emak-emak, punya anak masih kecil-kecil, masih balita, saya maklum saja kalau omzetnya nggak terlalu besar. Tapi kalau bapak-bapak yang loyo penjualannya, pasti saya semprot habis-habisan.
"Ah, itu soal manajemen waktu"
Bukan, ini bukan soal manajemen waktu. Ini manajemen prioritas. Karena waktu yang 24jam itu, sejak jam6 pagi sampai jam8 malam, sudah habis dipakai untuk mengurus & mendidik anak. Sisa 2-3 jam yang dipakai emaknya untuk "me time". Seringkali emaknya nggak sempat menikmati "me time" karena ketiduran ketika ngelonin atau nyusuin anak, dan bangun-bangun udah subuh saking lelahnya. Setelah Subuh, saatnya show time mengurus anak lagi.
Waktu yang digunakan untuk mengurus pekerjaan mencari uang, adalah celah-celah waktu yang sedikit di antara lebih dari 14jam mengurus anak itu. Hanya celah-celah sempit. Karena ketika sedang pegang gadget ngurus orderan, dan melihat anak balitanya manjat ke atas meja, gadget akan langsung dilempar, berteriak, "Astaghfirullaaaaah" dan emaknya berlari mengampiri si balita. Emak-emak itu memang rajin berzikir.
Beberapa teman yang wanita karir, saya amati, menitipkan anaknya ke pengasuh, ke orangtua, atau ke saudara, agar si ibu bisa berkarir di luar rumah (atau di dalam rumah). Silakan saja, itu pilihan. Setiap pilihan punya konsekuensi.
Saya & istri memilih nggak berkarir di luar rumah, dan memilih nggak pernah menitipkan anak ke pengasuh, orangtua, saudara, tetangga, apalagi ke tukang sayur. Saklek memang. Tapi itulah pilihannya. Capeknya luar biasa, karena anak-anaknya juga luar biasa hebohnya.
Ini bukan soal boleh atau nggak wanita berkarir di luar rumah, karena ibu yang hanya di rumah pun, anaknya berpotensi nggak terurus. Ya, tentu karena si ibu biasanya terlalu sibuk mengurus orderan, sibuk jualan, sibuk mengurus bisnisnya. Terlalu sibuk dengan gadgetnya. Alasannya, "Umi lagi kerja nak!"
Lalu biar anaknya tenang, diberikan satu gadget untuk dipegang anaknya. "Ini nonton aja! Bunda mau kerja dulu."
Nggak usah tersinggung, karena saya & istri juga kadang begitu (dalam kondisi darurat). Dimana memang kita harus sangat fokus pada pekerjaan, tapi anak heboh minta ampun. Kami sedang berusaha keras untuk nggak begitu lagi. Meski sulit.
Mau nggak mau, sedikit atau banyak, akan ada yang terkorbankan. Kalau begitu ceritanya, istri saya akan memilih untuk mengurangi aktifitas menghasilkan uang. Yang penting cukup untuk dia beli bakso. Nanti ada saatnya anak akan bisa mengurus dirinya sendiri, dan itu saatnya emaknya bisa berkarir lebih serius.
Oh ya, pada suatu waktu emak saya berkata begini, "Nggak terasa kalian sudah besar. Cepat kali rasanya. Nggak puas mengurus kalian." Seperti menyesali sesuatu. Tapi saya tak mungkin menyalahkan ketika saya dan adik-adik dititipkan ke nenek ketika kecil dulu. Karena emak saya dulu bekerja mencari uang di luar rumah pun, demi hidup anak-anaknya. Ya karena jaman dulu telepon pun masih jarang, apalagi smartphone. Jadi emak saya nggak bisa jualan online.
Tulisan macam apah ini? Nggak bermutu! Sudah jangan dibaca lagi. Sana urus anak aja.


Demikianlah Artikel Denger Cerita Pengasuh yang Ngomel Tentang Kelakuan Majikannya itu Bikin Ngakak.

Sekianlah artikel Denger Cerita Pengasuh yang Ngomel Tentang Kelakuan Majikannya itu Bikin Ngakak. kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Denger Cerita Pengasuh yang Ngomel Tentang Kelakuan Majikannya itu Bikin Ngakak. dengan alamat link https://waktunyaberbisnisonline.blogspot.com/2017/10/denger-cerita-pengasuh-yang-ngomel.html