Pesan Raja Bodoh: Ketika Integritas Diuji

Pesan Raja Bodoh: Ketika Integritas Diuji - Hallo sahabat Belajar Bisnis Online , Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Pesan Raja Bodoh: Ketika Integritas Diuji , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel budaya organisasi , Artikel human capital , Artikel inpirasi , Artikel integritas , Artikel kepemimpinan , Artikel leadership , Artikel Motivasi , Artikel organisasi , Artikel SDM , Artikel strategi , Artikel sumber daya manusia , yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Pesan Raja Bodoh: Ketika Integritas Diuji
link : Pesan Raja Bodoh: Ketika Integritas Diuji

Baca juga


Pesan Raja Bodoh: Ketika Integritas Diuji

pic hatikupercaya
Setiap anak-anak mendengar cerita tentang raja bodoh. 

Alkisah seorang raja sombong yang selalu ingin memegahkan diri. 

Suatu saat, dua penipu yang mengaku penata busana mendatanginya, menawarkan baju yang sangat indah dan mahal. Raja tertarik. Dua penata busana mengatakan "Tapi hanya orang pintar yang bisa melihat baju yang akan kami buat. Orang bodoh tidak akan pernah bisa." Beberapa hari, dua orang itu bekerja. Sesekali raja datang untuk melihatnya. Aneh, raja tidak melihat apapun selain pantomim dua orang menenun baju. Raja hanya memendam dalam hati, tapi karena tidak mau dianggap bodoh, ia pun berkata "Kerja bagus kawan, baju yang indah."

Tiba waktunya baju di (dianggap) selesai. Dengan sama-sama berpura-pura, dua penipu itu memakaikan baju (imajiner) kepada raja. Raja bersikeras tidak mau dianggap bodoh. Menanggalkan baju yang lama, telanjang, dan pura-pura memakai yang baru. Segebok emas diberikan kepada perancang busana itu dan segera mereka pergi. Untuk mendapat pujian, raja menghelat pameran baju mahal. Semua rakyat datang menyaksikan. Dengan santai, ia melanggak lenggok bagai model untuk memamerkan baju (imajiner) nya. Menarik, rakyat bertepuk tangan dan memuji "Baju yang sangat indah", serunya. Tidak ada yang berani berterus-terang bahwa raja sedang telanjang. Tidak ada yang mau dianggap bodoh, tidak ada yang berani ditangkap pengawal raja.

Diantara kerumuman, seorang anak kecil berseru "Raja telanjang". Akhirnya semua orang sadar bahwa mereka hanya bersandiwara. Rajapun akhirnya sadar bahwa ia tertipu dan telah menjadi raja yang bodoh karena kesombongannnya.

Kisah klasik yang menyimpan pesan moral yang luar biasa.

Kita sering dihadapkan dengan kondisi serupa. Pimpinan organisasi melakukan kesalahan, entah sengaja atau tidak, dan tidak seorang pun berani memberitahu. Semua diam, semua menjilat, semua takut dipecat. Berbagai skandal bisnis hingga sekelas Enron sering kita simak. Mereka (pelaku) berjemaah melakukan kejahatan korporat dan tak seorangpun berani mengungkap. Semua diam ingin aman, demi kesejahteraan, semua demi keuntungan dan gaya hidup.

Pertanyaan renungan, jika Anda mendapati pimpinan Anda melakukan kesalahan, tindakan di luar prinsip kebenaran, apa yang Anda lakukan? Diam? Menegur? Memang bukan keputusan mudah. Menegur bisa berakibat fatal, dia tersinggung dan Anda dikeluarkan. Diam juga berarti Ada membiarkan kesalahan di depan mata. Jawaban paling ideal adalah menjadi seperti anak kecil, menyerukan sesuatu yang tidak benar, tanpa takut, tanpa terbeban kepentingan apapun. Mungkinkah kenyataannya?

Saya teringat curhat mahasiswa saya beberapa tahun. Saat itu ia dalam pergumulan hebat. Sambil kuliah di program magister akuntansi, ia bekerja di salah satu kantor akuntan (tanpa perlu saya sebut merk). Ia sudah tidak lagi nyaman dengan pekerjaannya yang seringkali melakukan "permainan" akuntansi dan pajak. Hatinya tidak damai, walau gajinya lumayan besar. Sudah lama ia ingin keluar tapi takut jika keputusannya ini salah. Ia meminta pendapat saya. Terus terang saya tidak berani menghakimi tempat ia bekerja, bosnya dan semuanya. Saya hanya menyampaikan bahwa pekerjaan yang terbaik adalah pekerjaan yang mendekatkan kita dengan sifat kebaikan Tuhan. Kamu masih muda, menarik, potensi besar, karakter baik. Tentu banyak yang berminat padamu. Semua keputusan kembali padamu. Entah bagaimana prosesnya, terkahir ia berani resign dari kantor tersebut dan mendapat pekerjaan baru yang jauh lebih baik. Gosip terakhir yang saya dengar, ia menemukan pasangan hidupnya di sana.

Kembali pada kisah raja bodoh dan kondisi organisasi. Dalam kondisi demikian, setidaknya terdapat 5 opsi tindakan: diam saja dan pura-pura tidak tahu apa-apa; diam saja tapi terus menggerutu; menunggu saatnya menjadi pemimpin dan melakukan perbaikan; melawan secara konfrontatif; atau megundurkan diri tanpa kompromi. Semua adalah tentang prinsip hidup dan integritas. Tentu setiap keputusan mendatangkan konsekuensi, baik dan buruknya. 

Hidup adalah pilihan. Semoga kebijaksanaan selalu menuntun pikiran dan keputusan kita.


Demikianlah Artikel Pesan Raja Bodoh: Ketika Integritas Diuji

Sekianlah artikel Pesan Raja Bodoh: Ketika Integritas Diuji kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Pesan Raja Bodoh: Ketika Integritas Diuji dengan alamat link https://waktunyaberbisnisonline.blogspot.com/2018/01/pesan-raja-bodoh-ketika-integritas-diuji.html