How to Drive A Jaeger: 4 Pesan Moral Pacific Rim untuk Organisasi Masa Kini

How to Drive A Jaeger: 4 Pesan Moral Pacific Rim untuk Organisasi Masa Kini - Hallo sahabat Belajar Bisnis Online , Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul How to Drive A Jaeger: 4 Pesan Moral Pacific Rim untuk Organisasi Masa Kini , kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel inspirasi , Artikel jaeger , Artikel mindfulness , Artikel Motivasi , Artikel pacific rim , Artikel strategi , Artikel sukses , yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : How to Drive A Jaeger: 4 Pesan Moral Pacific Rim untuk Organisasi Masa Kini
link : How to Drive A Jaeger: 4 Pesan Moral Pacific Rim untuk Organisasi Masa Kini

Baca juga


How to Drive A Jaeger: 4 Pesan Moral Pacific Rim untuk Organisasi Masa Kini

Pacific Rim Uprising, salah satu film yang saya tunggu di tahun ini. Fighting action-nya layak kita acungi dua jempol. Special effect film ini nampak nyaris sempurna. Perpaduan Mecha dan Kaiju yang membawa penonton pada atmosfer Jepang yang sangat kuat. Seperti perpaduan Ultraman, Evangelion, Gundam dalam satu film. Memang dari sisi alur dan kekuatan storytelling-nya tergolong biasa-biasa saja. Walau demikian, film terakhir Del Toro ini masih diperkaya pesan-pesan moral berbobot secara implisit. Pesan-pesan baik yang kemudian saya nilai sebagai analogi dalam organisasi bisnis maupun nirlaba.

Saya mencatat empat pesan yang menjadi prinsip dasar pengendalian dalam organisasi:

1. Synchronizing, Releasing Ego
Sama seperti Pacific Rim perdana, Jaeger menjadi titik perhatian utama Uprising. Proyek ambisius PPDC ini berhasil menciptakan robot raksasa untuk melumpuhkan Kaiju (monster). Uniknya, sebuah Jaeger dikendalikan dua atau tiga orang bersamaan. Sebelum dioperasikan, pilot atau pengendara Jaeger wajib melakukan prosesi sinkronisasi pikiran mereka melalui sebuah platform yang tertanam di dalam Conn-Pad. Kegagalan sinkronisasi akan berakibat fatal. kekacauan pikiran diantara mereka dan kegagalan operasi robot. 

Jaeger adalah simbol organisasi, sebuah sistem rumit yang dikendalikan lebih dari satu orang dan perlu sinkronisasi pikiran orang-orang didalamnya. Seperti yang dikatakan jenderal Sun Tzu bahwa pasukan harus bergerak seperti satu tubuh. Sinkronisasi dapat diartikan sebagai proses saling memahami, saling berempati, dan saling menjaga, saling bekerja sama untuk kepentingan dan tujuan yang sama. Mudah diucap, tidak ditindak. Perlu kesadaran penuh untuk mampu melepas ego dan menjadi saling berkontribusi. 

2. Learn to Let It Go
Proses sinkronisasi dua driver Jaeger bukan hal mudah. Dalam satu adegan, Jake (tokoh utama) sedang melatih salah satu bakat muda, Amara. Mereka melakukan simulasi mengendalikan Jaeger. Sinkronisasi pikiran gagal. Amara terseret kenangan pahit masa lalunya, ketika kedua orang tua dan saudaranya tewas terinjak Kaiju. Kepedihan itu terus menjadi beban pikiran yang mengakibatkan gagalnya sinkronisasi. Jake terus menasehati Amara untuk tidak terjebak memikirkan masa lalunya, tidak melawannya, namun membiarkannya mengalir. 

Wooldridge (The Economist) menyebutkan salah satu penyebab kegagalan organisasi adalah paranoia, ketakutan dan keyakinan salah bahwa hal buruk di masa lampau akan terulang kembali. Sikap ini menjadi penghambat utama proses inovasi yang sarat dengan risiko gagal. Jika demikian, organisasi akan mengalami stagnasi dan penurunan secara perlahan. Dalam film Lion King, monyet bijak Rafiki mengatakan bahwa masa lalu bisa saja menyakitkan dan kita punya dua pilihan, lari darinya atau belajar darinya. Biarkan kegagalan organisatoris lampau menjadi bagian terbaik yang dapat kita pelajari, sadari, dan biarkan ia mengalir.

3. Forgive and Forget
Sementara itu, pertengkaran terjadi di camp Cadet, antara Amara dan Vik. Pimpinan regu, Nate datang dan melerai keduanya. Dengan keras ia menasehati, bahwa kita adalah keluarga dan segala pertengkaran harus dapat diselesaikan dengan cara memaafkan dan melupakannya. 

Dapat dipastikan bahwa sebagian besar masalah di dalam organisasi disebabkan oleh masalah personal. Tak sadar ucapan dan sikap menyakiti orang lain, menjadi luka kecil dan prasangka. Luka kecil yang tak terobati, bertahun-tahun membesar, bahkan bisa saja sampai membusuk karena tidak pernah diobati. Luka batin yang perlahan meruntuhkan teamwork dan sinerji. Satu-satunya cara terbaik untuk terbebas dari masalah personal berkepanjangan adalah sikap memaafkan dan melupakannya. Perlu kebesaran hati dan lingkungan kerja yang positif untuk menumbuhkan sikap demikian. Jika tidak, maka organisasi itu sedang membentuk barisan pasukan sakit hati. Dalam versi lain, saya menyebutnya sebagai, Ghillan (baca artikel tentang Ghillan).

4. Find Your True Self Esteem
Jake menghampiri Amara yang tengah meratapi kesalahan dan kecerobohannya. Ia telah lancang memasuki area terlarang tanpa ijin dan menyebabkan salah satu rekannya terluka. Berbagai tudingan  negatif membuatnya frustasi. Jake mengatakan, "Jangan pikirkan apa yang orang prasangkakan tentang kamu". Pesan sederhana tentang menjadi diri sendiri. Tanpa sadar, kita sering menjadi pribadi lain. Pribadi yang seperti di-nyinyir-kan orang lain. Takut dianggap nyeleneh, takut dianggap salah menjadi alasan utama kita tidak menjadi diri sendiri. Akhirnya segala tindak tanduk kita cuma menuruti apa yang orang mau agar kita mendapat penilaian baik. Kita melupakan potensi dan jati diri kita sesungguhnya. 

Praktik yang sering kita jumpai, tim manajemen organisasi berusaha menampilkan citra dengan begitu cantik menurut versi stakeholder untuk mendapat pujian. Dan pada tingkatan paling parah, "melacurkan" dirinya atas nama pengakuan publik. Apapun dilakukan, termasuk "permainan" data. Ia rela tidak menjadi dirinya atas nama sustainability. Padahal sebenarnya, ia sedang kehilangan jati dirinya, nilai-nilai luhur, dan visi mulia mula-mulanya. Saat ini terjadi, sebenarnya ia sudah tidak going concern lagi. Inilah awal dari self disruption.

Setiap pribadi memiliki keunikan dan kelebihan. Setiap organisasi dibangun dari kisah dan tata nilai yang khas. Sinkronisasi dan sinerji segala elemen organisasi pada akhirnya akan menciptakan jati diri organisasi sebenarnya. Untuk itu diperlukan kepemimpinan yang kuat dan transformatif.  

Menarik, jika diperhatikan keempat pesan moral tersebut berurusan dengan mindfulness. Semoga bermanfaat!






Demikianlah Artikel How to Drive A Jaeger: 4 Pesan Moral Pacific Rim untuk Organisasi Masa Kini

Sekianlah artikel How to Drive A Jaeger: 4 Pesan Moral Pacific Rim untuk Organisasi Masa Kini kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel How to Drive A Jaeger: 4 Pesan Moral Pacific Rim untuk Organisasi Masa Kini dengan alamat link https://waktunyaberbisnisonline.blogspot.com/2018/03/how-to-drive-jaeger-4-pesan-moral.html