Judul : The Greatest Showman Shows How to Empower Others
link : The Greatest Showman Shows How to Empower Others
The Greatest Showman Shows How to Empower Others
The Greatest Showman, film penghujung 2017 yang menarik untuk kita perhitungkan. Dengan tema antimainstream, film yang dibintangi si Wolverine Hugh Jackman berhasil masuk 3 nominasi Golden Globes dan memenangkan 1 kategori lagu terbaik. Sebuah kisah yang terinspirasi oleh kisah nyata PT Barnum yang memiliki mimpi dan imajinasi supergila untuk menciptakan sebuah pertunjukan terbesar sepanjang masa, Barnum & Baliley Circus.
Barnum muda yang diperankan oleh Jackman menjadi korban PHK dari tempat ia bekerja karena masalah keuangan perusahaan. Dengan impiannya, Barnum menapakkan kaki pada kehidupan dan visi barunya. Ia meminjam sejumlah besar uang pada bank untuk membuka sebuah museum, tempat pertunjukkan hal-hal unik. Perjalanan startup Barnum tidak seindah impiannya. Rugi, sepi pengunjung. Ia tak habis ara. Dengan konsep baru ia mulai merekrut manusia-manusia yang "aneh" yang mungkin tidak pernah diperhitungkan oleh keluarganya. Melalui proses yang keras, Barnum berhasil melatih dan memberi semangat orang-orangnya untuk menampilkan pertunjukan yang mengagumkan. Suka-duka, sukses-gagal menjadi warna kental drama musikal ini.
Saya bukan pecinta drama, namun saya menikmati The Greatest Showman. Satu pesan yang terngiang di batin saya, bahwa film ini adalah film tentang kemanusiaan, it's a humanity celebration movie ever. Kisah Barnum menyiratkan sebuah pesan moral tentang seorang pemimpin yang cerdas. Sangat cerdas di dalam melihat, menilai potensi manusia. Ia percaya bahwa setiap manusia memiliki potensi dan kelebihan unik yang tidak dimiliki manusia lain. Bahkan, manusia yang "tersisihkan" adalah mereka yang juga memiliki potensi luar biasa. Ia percaya itu!
Kemampuan melihat potensi di dalam diri manusia, membantunya mengembangkannya, kemudian menciptakan sebuah simfoni menjadi kekuatan pertunjukan Barnum. Layaknya sebuah proses pemberdayaan yang sempurna. Saya hanya membayangkan, betapa indahnya tempat bekerja jika kita memiliki pemimpin atau setidaknya tim HRD yang mampu bersikap demikian. Mereka yang memahami arti kehidupan secara utuh, meyakini potensi hebat manusia, menghargainya, kemudian mampu menempatkannya pada posisi yang tepat untuk menciptakan sinerji, sebuah performa pertunjukan yang luar biasa.
Perlu kesabaran dan kebesaran hati untuk membantu orang lain bertumbuh, menemukan bakatnya dan kemudian mengembangkannya. Perlu proses yang mungkin tidak efisien. Menarik, Barnum sadar segala konsekuensi dari keputusannya, namun ia tetap memegang prinsip hidupnya bahwa "The noblest art is that of making others happy", bukan hanya membahagiakan penonton atau konsumen, namun terlebih pada membahagiakan timnya, membantu mereka menemnukan tujuan hidupnya, membuat tempat kerja seperti "rumah", penuh cerita, dukungan moral.
Sangat indah, seindah utopia...
Demikianlah Artikel The Greatest Showman Shows How to Empower Others
Sekianlah artikel
The Greatest Showman Shows How to Empower Others
kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel The Greatest Showman Shows How to Empower Others dengan alamat link https://waktunyaberbisnisonline.blogspot.com/2018/03/the-greatest-showman-shows-how-to.html