Judul : 7 Langkah Pelatihan Efektif
link : 7 Langkah Pelatihan Efektif
7 Langkah Pelatihan Efektif
Mempekerjakan karyawan baru memang bisa menjadi stress tersendiri. Setelah Anda merekrut mereka, pekerjaan belumlah selesai. Sebab ada pekerjaan rumah lagi yang wajib Anda lakukan selanjutnya, yaitu memberikan pelatihan yang sesuai. Pelatihan yang bisa membuat seorang staf yang "bisa berjalan" menjadi seseorang yang dapat membuat perbedaan, berjangka panjang, setia, dan efektif. Bagaimana caranya?
Berikut beberapa tekniknya;
1] FOKUS PADA KEBUTUHAN INDVIDU
Tidak setiap karyawan baru atau yang sudah ada memiliki kebutuhan pelatihan yang sama. Seorang karyawan baru yang memiliki pengalaman luas dengan berbagai jenis pekerjaan, jelas lebih membutuhkan pelatihan yang kurang formal dibanding karyawan baru yang sama sekali belum pernah melakukan satu jenis pekerjaan apa pun. Seringnya, pelatihan dirancang untuk men jadi "satu ukuran yang bisa cocok untuk semua. Sebuah pelatihan bisa menjadi terlalu dasar bagi staf dan memunculkan pertanyaan “apakah pekerjaan ini cukup menantang"atau terlalu jauh dan menyebabkan mereka khawatir dan bertanya "akankah saya dapat berhasil di posisi ini?” Langkah pertama dalam setiap proses pelatihan adalah mengevaluasi kebutuhan individu peserta pelatihan. Misalnya, sejauh mana pengetahuan, keterampilan dan kemampuan mereka berhubungan dengan pekerjaan ini? Apa yang mereka perlukan? Pelatihan harus fokus untuk mengisi kesenjangan tersebut.
2] MEMBUAT “KEINGINAN UNTUK BELAJAR"
Pelatihan yang efektif adalah yang bisa memotivasi dan menarik, serta membuat seseorang memiliki keinginan untuk belajar.
Dalam kebanyakan kasus, karyawan baru datang kepada Anda dengan keinginan itu. Mereka seseorang yang segar, memiliki motivasi, dan ingin sukses dalam posisi baru mereka.. Bagaimana Anda bisa membuat hal ini? - Dengarkan kegelisahan karyawan. Jika Anda bisa mengerti dan memetakan kegelisahan seorang karyawan, dan ketidaknyamanan mereka terhadap sebuah pelatihan, Anda menghapus sebuah hambatan besar dalam proses belajar.
Berikan contoh-contoh yang spesifik, cara praktis dan nyata bahwa pelatihan ini akan membantu mereka.
Libatkan karyawan Anda dalam menetapkan tujuan pelatihan jangka waktu, serta metodenya. - Fokuslah pada "pengembangan' bukan pada “rehabilitasi. "Tidak ada yang suka untuk merasa bahwa mereka tidak memadai atau kurang dalam keterampilan kritis dan pengetahuan yang dibutuhkan di pekerjaan mereka. Tetapi banyak orang yang dapat termotivasi dengan prospek mengembangkan keterampilan dan kemampuan baru.
3] BUAT MENYENANGKAN
Belajar tidak harus membosankan Pelatih profesional akan berbicara tentang ”menciptakan lingkungan belajar.” Di sini berarti banyak hal, termasuk kebutuhan untuk menghapus tanggung jawab sehari hari hingga mereka fokus pada pelatihan. Selain itu, setiap peserta akan dibangun untuk selalu terlibat. Seorang pelatih yang menggabungkan pelatihannya dengan kelompok diskusi kecil, permainan, dan aplikasi pembelajaran menarik lainnya, akan lebih disukai dibanding pelatih yang terlalu formal. Sebab, suasana menyenangkan yang dihasilkan akan membantu memecahkan kebosanan dan memastikan hasil yang lebih efektif.
4] MENGEMBANGKAN RENCANA EVALUASI
Pelatihan tidak boleh dilakukan hanya untuk kepentingan saat pelatihan saja. Pastikan Anda memiliki beberapa metode untuk mengevaluasi efektivitas dari pelatihan tersebut. Mungkin bisa dilakukan sebelum dan sesudah tes, untuk menentukan apakah konsep - konsep tertentu telah dipelajari. Atau, evaluasi dalam tiga sampai enam bulan setelah pelatihan, untuk menentukan apakah pelatihan tersebut sudah "bekerja dengan baik". Evaluasi kinerja ini bisa dibuat oleh atasan dan rekan kerja
Dalam hal apapun, pastikan bahwa Anda membuat beberapa cara pengukuran efektivitas pelatihan. Jika ternyata pelatihan belum efektif, luangkan waktu untuk mengevaluasi kembali metode dan proses yang digunakan untuk membuat penyesuaian yang diperlukan.
5] AFLIKATIF
Belajar sebuah konsep tanpa memahami bagaimana konsep itu bisa berlaku untuk pekerjaan atau tidak, adalah tindakan yang buang-buang waktu dan uang. Karena itu, karyawan perlu memahami secara penuh pembelajaran yang mereka lakukan. Salah satu cara untuk memastikan transfer ini bisa berlangsung adalah dengan melibatkan supervisor serta rekan kerja Anda dalam proses pelatihan. Mereka harus memahami apa yang dilakukan dalam pelatihan dan memastikan bahwa nilai dari pelatihan ini mendukung dan memperkuat lingkungan kerja mereka.
6] MEMILIH METODE TEPAT
Banyak orang yang memiliki gaya belajar dan preferensi yang berbeda. Beberapa orang akan membaca instruksi pertama, yang lainnya akan melihat petunjuk setelah mereka berusaha “mencari tahu” sendiri. Beberapa orang lebih suka teori, dan yang lainnya langsung kepada penerapan. Jadi, lakukanlah pelatihan tepat (yang mungkin bisa lebih mahal karena diperlukan rancangan program individual bagi setiap karyawan ) agar cocok dengan metode pelatihan dan cara belajar karyawan.
7] TINDAK LANJUT DAN EVALUASI
Berapa banyak karyawan (dan pemilik bisnis!) yang memiliki 3 ring binder bahan pelatihan yang akhirnya tidak pernah mereka lihat lagi setelah pelatihan berakhir? Pelatihan adalah proses yang berkelanjutan, bukan kejadian yang terjadi hanya sekali dan kemudian dilupakan. Karena itu, pastikan Anda membangun metode berkelanjutan terhadap apa yang telah dipelajari, mengevaluasi efektivitas pembelajaran tersebut, dan memodifikasinya bagi pelatihan masa depan. Kemudian, jangan menganggap bahwa sekali Anda ”melatih" karyawan, maka pekerjaan Anda selesai. Anda harus terus menilai pengetahuan, keterampilan dan kemampuan karyawan Anda, untuk memberikan pelatihan, bagi seluruh pekerjaan mereka. sue
Demikianlah Artikel 7 Langkah Pelatihan Efektif
Sekianlah artikel
7 Langkah Pelatihan Efektif
kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel 7 Langkah Pelatihan Efektif dengan alamat link https://waktunyaberbisnisonline.blogspot.com/2017/01/7-langkah-pelatihan-efektif.html